WahanaNews.co | Dua
kasus pertama infeksi virus corona varian baru yang sebelumnya mewabah di
Inggris, diumumkan pemerintah Kanada, pada Sabtu (26/12), waktu setempat.
Baca Juga:
Vaksin HPV Aman, POGI Sebut Hoaks Soal Kemandulan Tak Berdasar
"Kasus tersebut merupakan sepasang [pasien] dari Durham
tanpa riwayat bepergian, paparan, atau kontak berisiko tinggi, yang
diketahui," kata Kepala Dinas Kesehatan Ontario, Barbara Yaffe, dalam
pernyataannya.
Menurut pernyataan tersebut, pasangan itu kini diketahui
berada dalam isolasi bersamaan dengan Ontario memberlakukan kembali penguncian
wilayah selama beberapa pekan karena lonjakan kasus Covid-19 di provinsi
tersebut sejak awal Desember.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, pada Rabu lalu,
bahwa negaranya akan memperpanjang larangan penerbangan dari Inggris hingga 6
Januari sehubungan dengan varian baru virus corona di negara itu.
Baca Juga:
Indonesia Baru Capai 67 Persen ODHIV dalam Pengobatan, Kemenkes Kejar Target 95-95-95
"Temuan dua kasus ini semakin memperkuat kebutuhan
warga Ontario untuk tinggal di rumah sebanyak mungkin dan terus mengikuti semua
nasihat kesehatan masyarakat, termasuk tindakan penguncian wilayah yang dimulai
hari ini," kata Yaffe.
Penguncian wilayah yang diberlakukan di provinsi terpadat di
Kanada dengan 14 juta penduduk itu akan berlangsung selama 28 hari di kawasan
sebelah selatan dan 14 hari di kawasan bagian utara.
Pertemuan di dalam ruangan selain keluarga kandung dilarang.
Kegiatan bisnis esensial seperti yang berkaitan dengan barang kebutuhan pokok
dan farmasi diizinkan untuk tetap dibuka, namun restoran akan dibatasi hanya
pada pesan antara atau dibawa pulang.
Sementara itu, Singapura sebelumnya telah melaporkan kasus
virus corona varian baru dari Inggris pada Rabu (23/12). Pasien adalah seorang
pelajar Singapura berusia 17 tahun yang pulang dari Inggris.
Pasien yang tak disebutkan identitasnya ini tiba di
Singapura pada tanggal 6 Desember lalu dan melakukan karantina selama dua
minggu sesuai protokol.
Pemerintah Inggris sebelumnya memperkirakan varian baru
virus corona lebih cepat menular. Namun, tidak ada kecenderungan untuk
menyebabkan penyakit yang lebih serius, lebih sulit untuk dideteksi, atau
memengaruhi kemanjuran vaksin.
"Varian baru tersebut diperkirakan memiliki kemampuan
transmisi hingga 70 persen lebih tinggi," tulis Kedutaan Besar Inggris
Jakarta dalam pernyataannya. [qnt]