WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dr. Sukamto Koesnoe, mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap Respiratory Syncytial Virus (RSV) pada kelompok lanjut usia.
Virus ini bisa menyerang tanpa menimbulkan gejala yang khas, sehingga sering luput dari perhatian hingga menimbulkan komplikasi berat.
Baca Juga:
Vaksin HPV Aman, POGI Sebut Hoaks Soal Kemandulan Tak Berdasar
Menurut dr. Sukamto, sistem kekebalan tubuh pada lansia mengalami penurunan alami yang disebut imunosenesens, yakni kondisi ketika respons imun tubuh tidak lagi sekuat saat usia muda.
“Respon imun lansia sudah letoy, tidak lagi sekuat orang dewasa muda,” ungkapnya dalam acara diskusi publik bertajuk “Dua Generasi, Satu Ancaman: Pentingnya Cegah RSV” yang digelar di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Ia menambahkan, gejala RSV pada lansia kerap berbeda dibandingkan dengan anak-anak maupun dewasa muda.
Baca Juga:
Indonesia Baru Capai 67 Persen ODHIV dalam Pengobatan, Kemenkes Kejar Target 95-95-95
Lansia bisa saja tidak mengalami demam tinggi, sehingga infeksinya tidak terdeteksi dengan cepat.
“Kadang hanya muncul perubahan perilaku seperti gelisah atau mengantuk terus-menerus,” jelasnya.
Gejala semacam itu kerap disalahartikan sebagai kondisi normal pada usia senja, padahal bisa menjadi tanda sindrom delirium akut akibat RSV.