WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo turut menghadiri rangkaian peringatan 80 tahun tragedi bom atom Hiroshima dan Nagasaki yang digelar oleh Pemerintah Jepang.
Acara bersejarah tersebut berlangsung di Hiroshima Peace Memorial Ceremony dan Nagasaki Peace Memorial Ceremony, pada Jumat (15/8/2025).
Baca Juga:
Masjid Nusantara Resmi Berdiri di Tsubame, Jepang: Simbol Persaudaraan Indonesia-Jepang
Peringatan tahunan ini menjadi momentum penting untuk mengenang jatuhnya bom atom pertama di dunia pada 6 Agustus 1945 di Kota Hiroshima, serta bom kedua di Nagasaki pada 9 Agustus 1945.
Tragedi memilukan tersebut menewaskan lebih dari 210 ribu jiwa, sekaligus meninggalkan luka sejarah mendalam bagi bangsa Jepang dan dunia.
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tokyo, Maria Renata Hutagalung, hadir mewakili Indonesia dalam acara tersebut.
Baca Juga:
Tragis Dialami Roy Erwin Sagala: Diduga Dikeroyok, Kedainya Dihancurkan, dan Ancaman Pembakaran Rumah
Menurutnya, kehadiran Indonesia melalui KBRI Tokyo merupakan bentuk komitmen nyata dalam meneguhkan peran bangsa Indonesia bagi perdamaian dunia, sebagaimana yang tercantum dalam amanat konstitusi UUD 1945.
“Kami hadir untuk menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam mendorong terciptanya dunia yang damai, tanpa ancaman senjata nuklir,” ungkapnya.
Peringatan kali ini juga dihadiri langsung oleh Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, para penyintas bom atom (hibakusha), keluarga korban, serta berbagai unsur masyarakat Jepang, mulai dari pelajar, tokoh partai politik, hingga organisasi kemanusiaan dan perdamaian baik di tingkat nasional maupun internasional.
Hadir pula sejumlah perwakilan negara sahabat yang menyampaikan solidaritasnya.
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Ishiba menegaskan kembali aspirasi Jepang untuk mendorong dunia bebas dari senjata nuklir.
Ia merujuk pada komitmen global yang pernah dituangkan dalam G7 Leaders’ Hiroshima Vision on Nuclear Disarmament, hasil Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Hiroshima pada 19–20 Mei 2023.
Menurutnya, prinsip yang dijalankan dalam kerangka Non-Proliferation Treaty (NPT) perlu terus dijunjung sebagai fondasi penting dalam menjaga keamanan internasional.
Sejumlah perwakilan pemerintah, tokoh masyarakat, serta organisasi perdamaian Jepang dalam kesempatan itu juga menyerukan pesan bersama: tragedi bom nuklir Hiroshima dan Nagasaki tidak boleh terulang kembali, terlebih di tengah kondisi geopolitik dunia yang kian kompleks.
Peringatan 80 tahun bom atom ini bukan hanya untuk mengenang para korban, tetapi juga menjadi pengingat abadi bagi generasi mendatang bahwa bahaya senjata nuklir adalah ancaman bagi seluruh umat manusia.
Pesan universal yang disampaikan, “Hiroshima dan Nagasaki tidak boleh terjadi lagi,” menggema kuat sebagai seruan perdamaian lintas bangsa.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]