WahanaNews.co | Kenya
melaksanakan sensus satwa liar nasional, yang dimulai pada akhir Mei ini. Program
ini merupakan sensus satwa liar pertama dalam upaya membantu konservasi dan
identifikasi ancaman terhadap populasi satwa liar.
Baca Juga:
Penyakit Misterius Melanda Sekolah di Kenya, 95 Siswa Tiba-tiba Lumpuh
Sensus akan fokus pada penghitungan spesies langka seperti,
trenggiling juga antelope Sable yang tersisa kurang dari seratus ekor di Kenya.
Pun demikian dengan badak dan gajah yang akan dihitung secara berkala di semua
wilayah negara.
"Kita tahu ada celah besar. Kita mungkin tidak tahu
banyak tentang apa yang terjadi di Kenya utara," kata Winnie Kiiru, Ketua
Kenya Wildlife Research Training Institute, seperti dikutip dari Reuters.
Selama ini perluasan pemukiman manusia, perubahan iklim juga
perburuan, berkontribusi pada penurunan populasi satwa liar. Menurut Africa
Wildlife Foundation, populasi jerapah saja telah menurun sebanyak 40 persen
selama tiga dekade terakhir.
Baca Juga:
Mengenal Sameer Merali, Orang Terkaya di Kenya Berharta Rp11 Triliun
Sementara itu pariwisata menyumbang 8,2 persen dari PDB
Kenya pada 2019. Menurut Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia, sebagian besar
pendapatan berasal dari kunjungan wisata alam. Namun angka ini menurun seiring
merebaknya pandemi.
Sensus ini dinilai akan membantu memahami ukuran populasi
dan distribusinya. Kemudian identifikasi ancaman terhadap hewan yang rentan
akan menghantar pada strategi konservasi.
Sensus sendiri akan berlangsung hingga Juli 2021 dengan
melibatkan penjaga hutan, peneliti dan anggota masyarakat untuk menghitung
jumlah satwa baik dari darat maupun udara. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.