WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menelepon rekannya di Kiev Dmitry Kuleba pada Jumat (11/2).
Padahal, Gedung Putih mendesak Amerika Serikat (AS) untuk meninggalkan Ukraina dan memperingatkan kemungkinan invasi Rusia bisa terjadi kapan saja.
Baca Juga:
Gantikan Gandum yang Kini Mahal, Perum Bulog akan Bangun Pabrik Sagu
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Blinken berbicara dengan Kuleba untuk menegaskan kembali dukungan kuat AS untuk Ukraina dalam menghadapi ancaman yang semakin akut dari kemungkinan agresi Rusia lebih lanjut.
"Blinken menggarisbawahi bahwa setiap dan semua agresi terhadap Ukraina oleh Rusia akan mendapat konsekuensi yang cepat, parah, dan bersatu," ujar Price.
Blinken juga memberi tahu Kuleba tentang "upaya global untuk mendesak de-eskalasi dan meningkatkan langkah-langkah pertahanan dan pencegahan" terhadap tuduhan Rusia.
Baca Juga:
Provinsi Zaporizhzhia di Ukraina Gelar Referendum Gabung Rusia
Kuleba mencuit AS akan memberi Ukraina bantuan keamanan dan dukungan ekonomi yang ditingkatkan, dan memperingatkan Rusia bahwa Ukraina dan mitranya siap mengambil tindakan tegas untuk melindungi negara kita.
AS menuduh Rusia mempersiapkan "invasi" ke Ukraina sejak akhir Oktober tahun lalu, menunjuk pada apa yang dikatakannya adalah 100.000 tentara atau lebih.
Moskow menyebut klaim ini sebagai "berita palsu" dan mengatakan kehadiran pasukan Rusia di Rusia bukanlah urusan Washington.
Awal bulan ini Gedung Putih mengumumkan akan berhenti menggunakan kata "segera" untuk menggambarkan invasi yang telah gagal terwujud selama lebih dari tiga bulan.
Namun, pada Jumat (11/2), Blinken dan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan intelijen AS telah menyimpulkan bahwa Rusia akan menyerang kapan saja.
Sullivan bahkan menggambarkan invasi hipotetis dalam istilah grafis, mendesak warga sipil Amerika untuk meninggalkan Ukraina selagi mereka masih bisa, karena “tidak ada prospek evakuasi militer AS” seperti yang terjadi di Afghanistan jika Rusia benar-benar menyerang. [bay]