WAHANANEWS.CO - Rusia kembali meluncurkan serangan besar-besaran ke ibu kota Ukraina, Kiev, yang menyebabkan sedikitnya 13 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Menurut otoritas Ukraina, korban tewas tersebar di berbagai wilayah, yaitu empat orang di Donetsk, lima orang di Kherson dan Odesa, serta empat lainnya di Kharkiv.
Baca Juga:
AS Bangun Perisai Rudal Luar Angkasa USD175 Miliar: China Resah, Rusia Kalem
Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, militer Rusia menembakkan 14 rudal balistik dan 250 drone ke sejumlah wilayah.
Dari jumlah tersebut, pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh enam rudal dan 245 drone.
Serangan ini menghantam kota-kota seperti Dnipro, Odesa, Kharkiv, Donetsk, dan Zaporizhzhia.
Baca Juga:
Diduga Hasil Barter dengan Moskow, Kim Jong Un Pamer Rudal Baru
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa.
“Ini adalah malam yang sulit bagi seluruh Ukraina,” katanya lewat pesan di Telegram, Sabtu (24/5/2025), dikutip dari CNN.
Selain korban tewas, 18 warga Kiev dilaporkan terluka akibat ledakan yang ditimbulkan oleh serangan rudal dan drone.
Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko, menjelaskan bahwa serangan tersebut menyebabkan kebakaran dan puing-puing berserakan di berbagai lokasi kota.
Sejumlah bangunan tempat tinggal pun mengalami kerusakan.
Suara ledakan dan sirene terdengar keras menghantui malam di ibu kota Ukraina, dengan titik-titik api tampak jelas di cakrawala.
Anggota parlemen Ukraina, Kira Rudik, turut merasakan dahsyatnya serangan malam itu.
“Sangat menakutkan, rasanya seperti kiamat, ledakan terjadi di mana-mana,” ungkapnya. Ia bahkan mengaku harus berlindung di bawah tangga selama serangan berlangsung.
Ironisnya, gempuran ini terjadi hanya beberapa saat setelah Ukraina dan Rusia menyelesaikan tahap pertama pertukaran tahanan terbesar sejak invasi dimulai.
Pada hari Jumat, hampir 800 tahanan dari kedua pihak dibebaskan.
Tahap kedua pada hari Sabtu membebaskan lebih dari 600 prajurit. Total 1.000 tahanan dari masing-masing pihak direncanakan bebas sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai di Istanbul, pertemuan tatap muka pertama antara Kiev dan Moskow sejak invasi pada Februari 2022.
[Redaksi: Rinrin Khaltarina]