WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dalam manuver militer terbaru yang penuh simbolisme strategis, Rusia mengklaim telah melumpuhkan sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat yang dioperasikan Ukraina.
Serangan presisi itu disebut dilakukan menggunakan rudal balistik Iskander-M, pada Kamis (22/5/2025), dengan sasaran wilayah Ordzhonikidze di oblast Dnipropetrovsk, daerah industri sekaligus titik vital militer Ukraina.
Baca Juga:
Sarat Pro dan Kontra, NATO Tak Sepakat Kirim Tank ke Ukraina
Kementerian Pertahanan Rusia merilis video ledakan masif yang disebut sebagai bukti kehancuran sistem pertahanan andalan Barat itu.
Tayangan tersebut memperlihatkan kobaran api dan ledakan sekunder yang diklaim menghancurkan komponen utama sistem Patriot, termasuk radar AN/MPQ-65, kabin komando, dan dua peluncur rudal.
Meski belum ada verifikasi independen dari pihak Ukraina atau sekutu Barat, klaim Rusia ini menandai babak baru dalam perang narasi dan dominasi militer yang terus memanas antara Moskow dan Kyiv.
Baca Juga:
Kronologi Ukraina Bombardir Rusia hingga 400 Tentara Tewas dan 300 Lainnya Diklaim Luka-Luka
Iskander-M, rudal balistik jarak pendek yang mampu melesat lebih dari 7.500 km/jam, dirancang untuk menembus pertahanan dan menghindari intersepsi musuh.
Di sisi lain, sistem Patriot merupakan simbol superioritas teknologi Barat sejak Perang Teluk, dan dikenal luas karena kemampuannya melacak serta menembak puluhan ancaman sekaligus.
Namun, di balik kecanggihannya, sistem Patriot bukan tanpa celah.
Radar aktifnya bisa menjadi umpan empuk bagi pengintaian drone maupun sistem perang elektronik Rusia, seperti Krasukha-4, yang memudahkan Iskander mengunci target dan menghantamnya dengan presisi mematikan.
Jika klaim Moskow terbukti, ini akan menjadi pukulan strategis besar bagi pertahanan udara Ukraina, yang sangat mengandalkan sistem Patriot untuk menghadang rudal jelajah dan bom pintar Rusia.
Kehilangan satu unit saja dari sistem bernilai sekitar USD1 miliar itu bisa menjadi bencana pertahanan bagi Ukraina, sekaligus kemenangan propaganda bagi Kremlin.
Meski demikian, lembaga think tank Institute for the Study of War mengingatkan untuk tidak terburu-buru menyimpulkan.
“Video hanya menunjukkan satu ledakan besar, sedangkan dalam satu baterai Patriot, komponen biasanya disebar untuk menghindari kehancuran total,” tulis mereka, dikutip Bulgarian Military, Jumat (23/5/2025).
Di tengah kabut informasi yang menyelimuti konflik ini, kebenaran sering dikaburkan oleh kepentingan.
Tapi bila serangan Rusia kali ini benar adanya, maka satu hal jelas: tak ada sistem pertahanan yang benar-benar kebal dalam peperangan modern.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]