WAHANANEWS.CO, Jakarta - Puluhan armada udara dan laut milik China melintasi batas wilayahnya dengan Taiwan pada Rabu (11/12/2024). Tindakan ini terjadi setelah Beijing semakin memperkuat klaim kedaulatannya atas pulau tersebut.
Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa mereka telah mendeteksi 53 pesawat militer dan 19 kapal China di dekat pulau dalam 24 jam terakhir. Ini merupakan jumlah pesawat tertinggi yang terdeteksi dalam satu hari sejak rekor 153 unit pada 15 Oktober lalu.
Baca Juga:
KDEI Taipei Sosialisasikan Kebijakan Barang Kiriman dan Bawaan PMI kepada Masyarakat Indonesia di Taiwan
"China saat ini mengerahkan sekitar 90 kapal di sepanjang apa yang disebut rantai pulau pertama, yang menghubungkan Okinawa, Taiwan, dan Filipina, dalam latihan maritim terbesar Beijing dalam beberapa tahun terakhir," tambah kementerian tersebut, seperti dikutip AFP.
Hingga saat ini, belum ada pengumuman resmi dari militer Beijing atau media pemerintah China mengenai peningkatan aktivitas militer di wilayah tersebut.
Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Beijing menyatakan pada hari Selasa bahwa China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, akan "dengan tegas mempertahankan" kedaulatannya.
Baca Juga:
Dandim Hadiri Rapat Paripurna Pelantikan dan Pengucapan Sumpah Anggota DPRD Kabupaten Merangin
Spekulasi muncul terkait penerjunan armada udara dan laut yang signifikan ini, terutama setelah kunjungan Presiden Taiwan Lai Ching Te ke Amerika Serikat (AS) minggu lalu.
Lai bertemu dengan Ketua DPR AS dari Partai Republik Mike Johnson di Guam pada hari Kamis, yang menjadi kontak tingkat tertinggi antara kedua negara sejak Lai menjabat.
China tidak pernah mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.
Dalam dua tahun terakhir, Beijing telah mengadakan empat latihan militer besar-besaran, dua di antaranya dilakukan saat Lai menjabat.
Taiwan terus menghadapi ancaman serangan militer dari China dan sangat bergantung pada senjata buatan AS untuk memperkuat pertahanannya.
Menjelang kunjungan Lai ke Pasifik, AS menyetujui penjualan suku cadang untuk F-16 dan sistem radar serta komunikasi kepada Taiwan, dengan total nilai mencapai US$ 385 juta (Rp 6,1 triliun).
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]