WahanaNews.co | Negara-negara di KTT Iklim COP-26 hanya berjanji omong kosong, jika subsidi bahan bakar fosil terus dilakukan. Seperti dilaporkan AFP, Kamis (11/11/2021), Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan sejumlah industri bahan bakar fosil terus menerima subsidi yang sangat besar.
Menurut Guterres, janji negara-negara di COP--26 hanya omong kosong saat mereka terus berinvestasi dalam minyak, gas dan batu bara. Di sisi lain, KTT berjuang untuk membuat kemajuan dalam tujuannya untuk menghentikan pemanasan global yang menghancurkan.
Baca Juga:
Sekjen PBB: Pentingnya Kepemimpinan Afrika dalam Arsitektur Perdamaian dan Keamanan Global
Perwakilan dari hampir 200 negara telah berkumpul di Glasgow untuk pembicaraan yang melelahkan yang bertujuan untuk menjaga dunia dalam tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu antara 1,5 dan 2 derajat Celcius.
Tetapi dengan emisi yang masih meningkat dan janji-janji saat ini yang menempatkan dunia pada jalur menuju panas jauh melampaui target itu, para negosiator berselisih mengenai berbagai masalah. Mulai dari memangkas gas rumah kaca hingga bantuan keuangan untuk negara-negara yang sudah menghadapi badai, banjir, dan kekeringan yang sangat besar.
“Pengumuman di sini di Glasgow sangat menggembirakan, tetapi itu jauh dari cukup. Janji menjadi hampa ketika industri bahan bakar fosil masih menerima triliunan subsidi,” kata Guterres kepada KTT iklim COP26, mendesak para negosiator untuk “mengambil langkah”.
Baca Juga:
Apel Gelar, TNI Cek Kesiapan Pengamanan KTT World Water Forum Ke-10
Menteri Inggris Alok Sharma, presiden tuan rumah COP-26, memperingatkan bahwa waktu hampir habis untuk mencapai kesepakatan sebelum pertemuan yang dijadwalkan berakhir pada hari Jumat.
“Kami masih memiliki tantangan monumental di depan kami. Cukup banyak yang telah dicapai. Tetapi kami masih jauh dari menyelesaikan masalah-masalah yang sangat kritis yang masih belum terselesaikan,” katanya, meminta para delegasi untuk menunjukkan lebih banyak ambisi.
Sharma menyambut baik pakta bersama Tiongkok-AS untuk mempercepat aksi iklim dekade ini. Menurut para ahli, kesepakatan itu akan menghilangkan kekhawatiran bahwa ketegangan yang terlihat di awal KTT dapat menggagalkan pembicaraan.