WahanaNews.co, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, pada Kamis (23/5/2024) mengatakan bahwa ada kebutuhan untuk memasukkan partisipasi dan kepemimpinan Afrika dalam arsitektur perdamaian dan keamanan global.
Setelah Perang Dunia II, mekanisme tata kelola global, termasuk Dewan Keamanan PBB, dirancang oleh negara-negara terkuat ketika banyak negara Afrika masih dalam proses melepaskan diri dari belenggu kolonialisme. Sejak saat itu, dunia telah berubah. Namun, lembaga-lembaga global belum melakukan perubahan, kata Guterres.
Baca Juga:
RI-AS Kecam Kekerasan Terhadap Warga Sipil yang Berlanjut di Myanmar
"Saat ini, negara-negara Afrika terus ditolak untuk mendapatkan kursi di meja perundingan, termasuk di dewan ini. Dampak dari kesenjangan struktural ini terlihat dengan jelas," ujar Guterres dalam debat terbuka Dewan Keamanan mengenai penguatan peran Afrika guna mengatasi tantangan keamanan dan pembangunan global.
Afrika berhak untuk bersuara dalam arsitektur perdamaian dan keamanan global. Namun, memperkuat suara Afrika hanya dapat dilakukan apabila negara-negara Afrika dapat berpartisipasi dalam struktur tata kelola global dengan kedudukan setara, tutur Guterres.
"Ini harus mencakup upaya untuk mengatasi kurangnya perwakilan tetap Afrika di Dewan Keamanan. Dan ini harus mencakup reformasi arsitektur keuangan global, khususnya penanganan utang, sehingga negara-negara Afrika memiliki dukungan yang mereka perlukan untuk bergerak naik dalam hal pembangunan".
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Masa Depan (Summit of the Future) yang dijadwalkan digelar pada September mendatang akan menjadi kesempatan untuk membahas isu-isu tersebut, ujarnya
Guterres menekankan perlunya menciptakan perdamaian di Afrika karena ada terlalu banyak warga Afrika yang terjebak dalam konflik, atau hidup di tengah ancaman terorisme dan ekstremisme berbalut kekerasan yang tak ada habisnya di komunitas mereka.
Kemitraan PBB dengan Afrika didasarkan pada persepsi yang jelas bahwa badan dunia tersebut harus bekerja sama dengan Uni Afrika (UA) berdasarkan prinsip solusi yang dipimpin oleh Afrika untuk permasalahan Afrika. PBB sepenuhnya mendukung upaya perdamaian di Afrika melalui inisiatif utama UA, yakni inisiatif Membungkam Senjata (Silencing the Guns), Guterres memaparkan.