Sharma mengatakan, ini merupakan langkah yang sangat besar untuk mengatasi dampak perubahan iklim akibat polusi.
"Jika, pada waktu itu, saya katakan kepada Anda, bahwa di sini, menjelang akhir tahun ini di COP, kami akan memastikan bahwa semua ekonomi terbesar tidak akan lagi mendanai proyek batubara internasional dan kami telah berhasil mendapatkan jenis kesepakatan yang kita miliki di sini, saya pikir orang akan skeptis," katanya.
Baca Juga:
Heboh! India dan China Tolak Hapus Batubara di KTT COP26
"Benar-benar ada kemajuan. Haruskah kita pergi lebih cepat? Tentu saja," sambungnya.
Dalam forum COP26 yang dilaksanakan di Glasgow, Inggris, para pemimpin dunia mendiskusikan beragam cara untuk menekan angka kenaikan suhu dunia tidak melewati 1,5 derajat celcius sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Paris sebelumnya.
Sementara itu, ancaman perubahan iklim juga semakin lantang disuarakan, terutama di negara kepulauan kecil di Pasifik seperti Tuvalu, terancam tenggelam akibat naiknya permukaan laut.
Baca Juga:
Kejelasan Politik Wajib Kawal Janji “Ceraikan” Batubara
Menteri Luar Negeri Tuvalu, Simon Kofe, bahkan menyampaikan pidatonya kepada COP26 dengan berdiri di atas air laut yang mengenai lututnya.
Tak hanya Pasifik, ancaman perubahan iklim juga dialamatkan ke Indonesia.
Hal ini diingatkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden beberapa bulan lalu.