"Orang-orang muda sadar akan apa
yang terjadi. Mereka memiliki media sosial. Mereka berkomunikasi. Saya pikir
mereka akan terus berjuang untuk kemajuan dan hak-hak kami. Saya pikir ada masa
depan untuk negara ini," ujarnya.
Seperti diketahui, pada Minggu (15/8/2021), milisi Taliban telah mengambil alih kendali di Ibu Kota Kabul, dan
menguasai Afghanistan hanya dalam waktu 10 hari.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Saat ibu kota jatuh, anggota senior
pemerintah telah berhasil melarikan diri.
Tapi, Ghafari
memilih tetap tinggal dan tidak punya tempat untuk bersembunyi.
"Kami berpikir bahwa Kabul tidak
akan jatuh ke tangan Taliban. Farzana Kochai, seorang anggota
parlemen Afghanistan, mengatakan kepada saya. Dia mengatakan bahwa puluhan ribu
keluarga melarikan diri ke Kabul untuk keselamatan, sekarang
tinggal di jalan-jalan dan taman. Jika kekuasaan dialihkan dari pemerintah ke
pemberontak, keluarga-keluarga itu harus kembali ke rumah mereka dan hidup di
bawah kekuasaan Taliban," katanya.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Sebelumnya, Juru Bicara Taliban,
Zabihullah Mujahid, berjanji bahwa kehidupan perempuan
dan lawan akan dilindungi.
Para pemberontak mengatakan, mereka akan menawarkan amnesti kepada mereka yang bekerja dengan
pemerintah Afghanistan atau pasukan asing.
"Tidak ada nyawa, harta benda,
dan martabat yang akan dirugikan dan nyawa warga Kabul, tidak akan
terancam," kata Taliban.