WahanaNews.co | Virus Corona Omicron menyebar di lebih dari 20 negara, termasuk Amerika Serikat (AS).
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan, Covid-19 varian baru ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
Sebab, varian Omicron dapat memperburuk masalah rantai pasokan dan menekan permintaan.
“Semoga bukan sesuatu yang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi secara signifikan," kata Yellen dalam konferensi Reuters Next, dikutip dari Reuters, Kamis (2/12/2021) malam.
Ia mengatakan, virus Corona varian Delta menyebabkan perlambatan ekonomi AS yang parah.
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
Kini, Omicron muncul di Amerika.
"Ada banyak ketidakpastian, tetapi itu bisa menyebabkan masalah yang signifikan. Kami masih mengevaluasi itu,” ujar Yellen.
Yellen mengatakan, jenis baru virus Corona itu dapat memperburuk masalah rantai pasokan dan meningkatkan inflasi.
Namun, juga bisa menekan permintaan dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih lambat, yang akan mengurangi beberapa tekanan inflasi.
Mantan Gubernur The Fed itu juga mengatakan bahwa dia siap untuk menghentikan kata "sementara" guna menggambarkan keadaan inflasi saat ini yang mengganggu pemulihan AS dari pandemi Covid-19.
"Saya siap untuk menghentikan kata sementara. Saya setuju bahwa itu bukan deskripsi yang tepat tentang apa yang sedang kami hadapi," kata Yellen.
Sedangkan Gubernur The Fed, Jerome Powell, sempat menyampaikan, inflasi tinggi di AS hanya bersifat sementara.
Walaupun ia kemudian mengatakan bahwa kata ini memiliki arti berbeda bagi setiap orang.
Meski begitu, Yellen mengatakan bahwa pengeluaran stimulus oleh pemerintahan Joe Biden awal tahun ini bukanlah pendorong utama inflasi.
Menurutnya, inflasi yang mencapai level tertinggi dalam 31 tahun pada Oktober karena masalah rantai pasokan dan ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan.
Yellen mengatakan, Rencana Penyelamatan Amerika atau American Rescue Plan US$ 1,9 triliun yang disahkan oleh Kongres awal tahun ini, membantu warga AS yang rentan untuk melewati masa terburuk akibat pandemi corona.
Kebijakan ini juga mendorong perekonomian.
Dia mengatakan, bank sentral The Fed harus mengawasi kenaikan upah untuk menghindari jenis "spiral harga-upah" yang merusak dan bertahan lama seperti yang terjadi pada 1970-an.
Yellen menyerahkan kepada bank sentral AS untuk memutuskan apa yang harus dilakukan tentang suku bunga.
Namun ia mengingatkan bahwa ekonomi AS yang kuat kemungkinan akan mendorong kenaikan suku bunga.
“Pemerintahan Presiden Joe Biden bekerja sama dengan sektor swasta untuk mengekang kenaikan harga,” kata Yellen.
Ia pun terbuka untuk berkunjung ke Cina guna bertemu dengan pejabat pemerintah di sana mengenai masalah ekonomi.
Yellen mengatakan, ini belum diagendakan, namun dia akan terlibat pada isu-isu seperti praktik teknologi, pasar sekuritas dan praktik nilai tukar, serta upaya untuk menyeimbangkan kembali ekonomi Cina terhadap belanja konsumen. [qnt]