Salah satu krisis keamanan terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II mengancam bakal memperdalam penurunan bursa di kawasan itu, terutama Rusia yang telah terkena sanksi oleh AS dan Inggris.
Sejumlah miliarder, termasuk Gennady Timchenko juga dikenakan hukuman karena hubungan dekatnya dengan Presiden Putin, meskipun ada seruan sanksi tersebut bakal memperluas targetnya kepada miliarder lain.
Baca Juga:
Ngeri! Infrastruktur Ukraina yang Rusak Akibat Perang Capai 2 Kuadriliun
"Ada banyak orang di AS dan Eropa yang ingin menghantam mereka secara langsung," ucap Chris Miller, co-direktur program Rusia dan Eurasia di Tufts University Fletcher School, mengatakan tentang miliarder Rusia dalam sebuah wawancara.
"Saya tidak berpikir ada kabar baik terkait sanksi untuk mereka (miliarder Rusia)," sambungnya.
Chairman Lukoil, Vagit Alekperov melihat penurunan paling tajam dalam kekayaan bersihnya. Harta kekayaan miliknya terpangkas hampir sepertiga dalam sehari, turun sekitar USD6,2 miliar senilai Rp88,9 triliun menjadi USD13 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Baca Juga:
Penasihat Zelensky Mundur Gara-gara Urusan Rudal Rusia
Saham produsen minyak yang berbasis di Moskow itu merosot sekitar 33% pada hari Kamis (24/2).
Sementara Bos produsen baja Severstal, Alexey Mordashov kehilangan hartanya sebesar USD4,2 miliar yang jika dirupiahkan sekira mencapai Rp60,23 triliun pada hari Kamis, lalu hingga membuat kekayaannya menjadi USD23 miliar.
Vladimir Potanin, Presiden Norilsk Nickel dan saat ini menyandang label orang terkaya Rusia kehilangan USD3 miliar atau Rp43 triliun.