WahanaNews.co | Tim tentara Special Air Service (SAS), yang merupakan pasukan khusus Inggris, sukses mengelabui Taliban saat melarikan diri dari Kabul, Afghanistan. Caranya, mereka melakukan penyamaran sebagai wanita "salehah" dengan mengenakan burqa.
Mereka juga mengibarkan bendera Taliban saat dalam perjalanan ke Kabul untuk memuluskan aksi pelarian diri.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
Begitu tiba di ibu kota Afghanistan, tim tentara SAS mengenakan burqa untuk bersembunyi di depan mata para milisi Taliban.
Seorang sumber militer Inggris mengatakan kepada Daily Star: "Tim SAS telah berada di Afghanistan selama berbulan-bulan dan telah melakukan misi pengintaian rahasia ketika semuanya menjadi kacau."
"Mereka diperintahkan untuk membatalkan operasi dan bersiap-siap untuk segera diekstraksi ke Kabul," lanjut sumber tersebut yang dilansir Minggu (6/9/2021).
Baca Juga:
Afghanistan Kembali Gempa Bumi Berkekuatan 6,3 Magnitudo
"Pasukan membuang sebagian besar peralatan mereka kecuali senjata dan amunisi mereka dan menutupi diri mereka dengan burqa," sambung sumber itu.
"Mereka kemudian memesan lima taksi dan pergi ke Kabul."
"Setiap kali mereka datang ke blokade jalan, seorang tentara pasukan khusus Afghanistan menjelaskan bahwa para wanita itu sangat taat dan ingin menyambut kembalinya Taliban ke Afghanistan," kata sumber tersebut. "Itu berhasil."
"Ada beberapa momen yang tidak pasti, tetapi bahkan Taliban enggan melepaskan burqa dari seorang wanita," imbuh dia.
Pasukan Inggris terakhir secara resmi mengevakuasi diri dari Kabul satu minggu lalu, mengakhiri keterlibatan militer selama hampir dua dekade.
Sejak 14 Agustus, lebih dari 15.000 orang telah dievakuasi oleh pasukan Inggris yang menandai salah satu pengangkutan udara terbesar dalam sejarah militer.
Menurut Downing Street, 2.000 pengungsi adalah anak-anak, dengan yang termuda baru berusia satu hari.
Sekitar 5.000 warga negara Inggris telah dievakuasi dari Kabul bersama dengan 8.000 warga Afghanistan yang sebelumnya dipekerjakan oleh Inggris dan keluarga mereka.
Mereka yang dianggap berisiko dari ancaman Taliban juga dievakuasi. [qnt]