WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan udara antara dua kekuatan besar Asia kembali memanas. Jepang melayangkan protes keras kepada China setelah jet tempur Negeri Tirai Bambu terbang terlalu dekat dengan pesawat pengintai Jepang di kawasan Laut China Timur.
Insiden ini disebut sebagai salah satu yang paling berbahaya dalam beberapa waktu terakhir dan dikhawatirkan bisa memicu kecelakaan serius di udara.
Baca Juga:
Israel Tutup Semua Kedutaan di Dunia Usai Serang Fasilitas Nuklir Iran
Pemerintah Jepang mendesak China untuk segera menghentikan penerbangan jet tempurnya yang dinilai terlalu agresif dan membahayakan keselamatan.
Tokyo menilai manuver yang dilakukan pesawat China kian berulang dan sangat berisiko memicu tabrakan udara.
Kementerian Pertahanan Jepang melaporkan bahwa pesawat tempur-pengebom JH-7 milik China terbang hingga sedekat 30 meter dari pesawat intelijen elektronik YS-11EB milik Pasukan Bela Diri Udara Jepang.
Baca Juga:
Santap Siang di Istana Negara, Diplomasi Hangat Indonesia dan Australia
Kejadian ini berlangsung selama dua hari berturut-turut, yaitu Rabu (9/7/2025) dan Kamis (10/7/2025), di atas wilayah Laut China Timur, meski masih berada di luar ruang udara nasional Jepang.
Tidak ada kerusakan atau korban yang dilaporkan dalam insiden tersebut, namun Pemerintah Jepang menyampaikan kekhawatannya secara serius.
“Jepang mendesak China untuk menghentikan aktivitas yang dapat memicu tabrakan tidak disengaja dan memastikan insiden serupa tidak terulang,” demikian pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Jepang yang dikutip pada Jumat (11/7/2025).
China sejauh ini belum memberikan tanggapan resmi atas insiden terbaru itu. Sebaliknya, Beijing sebelumnya justru menuduh Jepang terbang terlalu dekat dengan pesawat mereka dan memata-matai aktivitas militer China.
Pemerintah China bahkan menuntut Jepang untuk menghentikan operasi-operasi intelijen yang mereka anggap provokatif.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang menyampaikan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Jepang, Takehiro Funakoshi, telah menghubungi Duta Besar China untuk Jepang, Wu Jianghao, dan menyatakan “keprihatinan serius” atas tindakan yang dinilai berisiko tinggi itu.
Ketegangan antara Jepang dan China di kawasan ini terus meningkat, terutama karena percepatan pembangunan kekuatan militer China di sekitar barat daya Jepang.
Tokyo mencermati dengan cermat setiap aktivitas Beijing yang dianggap agresif dan tidak transparan.
Sebelumnya, pada bulan lalu, Jepang juga menuding jet tempur China terbang terlalu dekat dengan pesawat patroli maritim P-3C milik Angkatan Laut Jepang di atas Samudra Pasifik.
Saat itu, dua kapal induk China diketahui tengah beroperasi bersama untuk pertama kalinya, yang memperbesar kekhawatiran Jepang terhadap unjuk kekuatan militer China di kawasan Asia Timur.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]