WahanaNews.co | Rinat Akhmetov, orang terkaya Ukraina menyatakan kesiapannya untuk membangun kembali kota Mariupol yang terkepung. Ia memiliki dua pabrik baja besar di Mariupol.
Dilansir dari Reuters, Minggu, 17 April 2022, Akhmetov melihat kerajaan bisnisnya hancur akibat serangan Rusia. Saat ini perusahaan Metinvest miliknya, produsen baja terbesar di Ukraina, berhenti beroperasi.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Sedangkan Grup SCM yang bergerak di bidang keuangan dan idnsutri, harus memenuhi kewajiban terhadap kreditur meski telah mencapai kesepakatan.
"Mariupol adalah tragedi global dan contoh global kepahlawanan. Bagi saya, Mariupol telah dan akan selalu menjadi kota Ukraina," kata Akhmetov dalam jawaban tertulis atas pertanyaan dari Reuters.
"Saya percaya bahwa tentara pemberani kami akan mempertahankan kota, meskipun saya mengerti betapa sulit dan sulitnya bagi mereka," katanya. Dia menambahkan bahwa setiap hari berhubungan dengan manajer Metinvest yang menjalankan pabrik Azovstal dan Illich Iron and Steel Works di Mariupol.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Pada Jumat, Metinvest mengatakan tidak akan pernah beroperasi di bawah pendudukan Rusia. Pengepungan Mariupol melumpuhkan lebih dari sepertiga kapasitas produksi metalurgi Ukraina.
Akhmetov memuji gairah dan profesionalisme Presiden Volodymyr Zelensky selama perang. Hubungan para pengusaha dengan Zelensky sempat memburuk tahun lalu.
"Perang bukan saatnya untuk berselisih. Kami akan membangun kembali seluruh Ukraina," katanya. Ia telah kembali ke Ukraina sejak 23 Februari dan tetap berada di sana.
Akhmetov tidak mengatakan di mana tepatnya dia berada. Pada 16 Februari dia mengatakan berada di Mariupol. Saat itu dia telah mendapatkan informasi dari intelijen Barat bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina.
"Ambisi saya adalah kembali ke Mariupol dan menerapkan rencana (produksi baru) kami sehingga baja yang diproduksi Mariupol dapat bersaing di pasar global seperti sebelumnya."
Akhmetov adalah orang terkaya Ukraina. Kerajaan bisnisnya menyusut sejak 2014, ketika Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea dan dua wilayah timur Ukraina, Donetsk dan Luhansk yang memproklamasikan kemerdekaan dari Kiev.
Menurut majalah Forbes, kekayaan bersih Akhmetov pada 2013 mencapai US$ 15,4 miliar. Saat ini hartanya turun jadi US$ 3,9 miliar.
"Saat perang pecah pada 2014, kami kehilangan semua aset kami baik di Krimea dan di wilayah Donbas yang diduduki sementara. Kami kehilangan bisnis kami, tetapi itu membuat kami semakin tangguh dan kuat," katanya.
"Saya yakin bahwa, sebagai bisnis swasta terbesar di negara itu, SCM akan memainkan peran kunci dalam rekonstruksi pasca-perang Ukraina," katanya. Ia mengutip para pejabat yang mengatakan kerusakan akibat perang telah mencapai US$ 1 triliun.
"Kami pasti akan membutuhkan program rekonstruksi internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya. "Saya percaya bahwa kita semua akan membangun kembali Ukraina yang bebas, Eropa, demokratis, dan sukses setelah menang dalam perang ini." [qnt]