WAHANANEWS.CO, Jakarta - Paus Leo XIV telah resmi terpilih sebagai pemimpin Gereja Katolik yang baru, menggantikan Paus Fransiskus, setelah melalui proses konklaf yang luar biasa cepat.
Proses pemilihan Paus Leo XIV berlangsung hanya dalam waktu sekitar 26 jam pada hari kedua konklaf, mencatatkan sejarah sebagai salah satu konklaf tercepat dalam era modern.
Baca Juga:
Momen Bersejarah, Paus Asal AS Gelar Misa Perdana: Tanpa Iman, Hidup Tak Bermakna
Pemilihan pemimpin Gereja Katolik dimulai pada Rabu (7/5/2025) pukul 21.30 WIB, dan pada Kamis (8/5/2025) malam, asap putih muncul dari cerobong Kapel Sistina di Vatikan, menandakan bahwa kesepakatan telah tercapai.
Munculnya asap putih tersebut disambut dengan penuh sukacita oleh umat Katolik yang telah menunggu di Lapangan Santo Petrus.
Dentang lonceng Basilika Santo Petrus menegaskan bahwa Gereja Katolik kini memiliki Paus ke-267, yaitu Paus Leo XIV.
Baca Juga:
Paus Leo XIV Diangkat, Menag Nasaruddin Dorong Lanjutan Diplomasi Istiqlal
Konklaf kali ini berlangsung dengan sangat efisien. Tercatat ada empat kali pemungutan suara oleh para kardinal.
Tiga asap hitam pertama menunjukkan bahwa keputusan belum tercapai, namun pada pemungutan suara keempat, Paus Leo XIV berhasil meraih suara mayoritas.
Durasi pemilihan ini menempatkan konklaf ini sejajar dengan beberapa konklaf tercepat dalam sejarah kepausan, mencerminkan kesatuan dan konsensus yang kuat di antara para kardinal dalam memilih pemimpin rohani umat Katolik di seluruh dunia.
Konklaf Tersingkat dalam Sejarah Vatikan:
Konklaf 13 Oktober 1503: Dikenal sebagai yang tercepat dalam sejarah, konklaf ini hanya memakan waktu beberapa jam hingga Giuliano della Rovere terpilih menjadi Paus Julius II, berkat popularitasnya di kalangan kardinal.
Konklaf 1-2 Maret 1939: Konklaf tercepat di abad ke-20, Paus Pius XII terpilih hanya dalam tiga kali pemungutan suara dalam dua hari.
Konklaf 25-26 Agustus 1978: Paus Yohanes Paulus I terpilih dalam empat kali pemungutan suara selama dua hari.
Konklaf 7-9 April 1378: Setelah tiga hari, Bartolomeo Prignano terpilih menjadi Paus Urbanus VI, meskipun konklaf ini juga memicu Skisma Barat yang bersejarah.
Dengan terpilihnya Paus Leo XIV dalam waktu yang sangat singkat, dunia menyaksikan kembali bagaimana proses spiritual dan politik dalam Gereja Katolik dapat berlangsung cepat namun tetap khidmat.
Konklaf ini membuktikan bahwa dalam kondisi tertentu, para kardinal bisa mencapai mufakat dengan cepat demi kebaikan Gereja.
Melalui konklaf tercepat dalam sejarah modern ini, diharapkan Paus Leo XIV dapat memimpin Gereja Katolik menuju arah yang lebih inklusif, relevan, dan penuh kedamaian.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]