WahanaNews.co | Para pemimpin negara ekonomi maju G-7 akan berjanji bersatu untuk
menentukan secara resmi untuk mengakui atau memberikan sanksi kepada Taliban,
menurut dua sumber diplomatik.
Janji itu diperkirakan akan ditetapkan
saat para pemimpin G-7 pada Selasa (24/8/2021) ini usai bertemu
secara virtual untuk membahas Afghanistan.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
"Para pemimpin G-7 akan sepakat
untuk berkoordinasi mengenai apakah akan atau kapan mengakui Taliban. Dan
pemimpin negara-negara G-7 akan berkomitmen untuk terus bekerja sama secara
erat," kata seorang diplomat Eropa.
Para sekutu Amerika Serikat (AS) masih
kesal karena Washington tidak segera berkomunikasi setelah Kabul jatuh ke
tangan Taliban pada 15 Agustus.
Para diplomat asing di Washington
mengatakan, kerjasama akan menjadi tema utama dari pembahasan dalam pertemuan
virtual tersebut.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Pengambilalihan kekuasaan secepat
kilat oleh Taliban atas Afghanistan pada Agustus membuat para pemerintah asing
berebut dan memicu eksodus massal orang-orang yang panik dari negara itu.
Pengambilalihan cepat oleh Taliban itu
terjadi setelah pasukan AS mulai mundur dan Presiden Ashraf Ghani melarikan
diri.
Para pemimpin G-7, yaitu Amerika
Serikat, Inggris, Italia, Prancis, Jerman, Kanada, dan Jepang, kemungkinan
secara terpadu akan memberikan pengakuan, atau menjatuhkan sanksi baru, guna
mendorong Taliban mematuhi janji untuk menghormati hak-hak perempuan dan hubungan
internasional.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, akan menekankan pendekatan terpadu
selama pembicaraan G-7, yang juga akan mengikutsertakan Sekretaris Jenderal
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jen Stoltenberg, dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, kata Duta Besar Inggris untuk AS, Karen Pierce.
"Kami ingin memulai proses
pengembangan rencana yang jelas, sehingga kami semua dapat menangani rezim baru
Afghanistan dengan cara yang terpadu dan terencana bersama," kata Pierce
kepada Reuters.
"Kami akan menilai rezim baru
(Afghanistan) berdasarkan tindakan, bukan kata-kata," ujarnya.
Pengakuan adalah suatu tindakan
politik yang diambil oleh negara-negara berdaulat dengan konsekuensi penting,
termasuk memungkinkan Taliban mendapat bantuan asing --seperti yang diandalkan
oleh pemerintah Afghanistan sebelumnya.
Perjanjian 2020, yang ditandatangani
oleh pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, secara
eksplisit menyatakan bahwa kelompok Taliban "tidak diakui oleh Amerika
Serikat sebagai sebuah (pemerintahan) negara."
Pengakuan adalah "salah satu sisa
pengaruh terpenting yang masih kita punya," kata Annie Pforzheimer,
pensiunan diplomat AS yang dari 2017 hingga 2018 menjabat sebagai wakil kepala
misi di kedutaan AS di Kabul.
Pengakuan akan "jauh lebih
kuat" jika dikoordinasikan dengan baik dan memastikan bahwa pemerintah
baru bersifat inklusif dan mengakui komitmen hak asasi manusia Afghanistan,
katanya.
Para pemimpin G-7 juga akan membahas
kemungkinan perpanjangan batas waktu penarikan pasukan AS oleh pemerintahan
Biden hingga 31 Agustus.
Tenggat itu memberi Amerika Serikat
dan negara-negara lain lebih banyak waktu untuk menemukan dan mengevakuasi para
warga negara Barat, warga Afghanistan yang membantu pasukan NATO dan AS, serta
orang-orang lainnya yang menghadapi risiko.
Inggris dan Prancis mendesak untuk
mendapatkan tambahan waktu.
Tetapi, seorang pejabat Taliban
mengatakan pasukan asing tidak meminta perpanjangan waktu dan perpanjangan
tidak akan diberikan walaupun mereka memintanya, kata beberapa sumber.
Para pemimpin G-7 juga akan
berkomitmen untuk mengkoordinasikan sanksi dan pemukiman kembali gelombang
pengungsi, kata sumber tersebut.
Menurut Pierce, G-7 akan
mempertimbangkan upaya evakuasi saat ini dan berkomitmen untuk berkoordinasi
erat pada langkah-langkah lebih lanjut, termasuk keamanan, bantuan kemanusiaan,
dan pemukiman kembali pengungsi.
"Kami ingin bekerjasama untuk
menyampaikan poin yang sangat penting bahwa kami tidak ingin Afghanistan
menjadi tempat berkembangbiaknya terorisme. Kami tidak ingin itu terjerumus ke
dalam keadaan sebelum peristiwa 9/11 (11 September)," katanya.
Serangan 11 September, sering disebut
sebagai 9/11, adalah serangkaian empat serangan teror terkoordinasi oleh kelompok
teroris Al Qaeda di Amerika Serikat pada Selasa (11/9/2001) pagi.
Jerman akan menekan mitra G-7 agar
memberikan dana tambahan untuk bantuan kemanusiaan, kata Menteri Luar Negeri
Jerman, Heiko Maas, pada Senin (23/8/2021).
"Menurut saya, negara-negara G-7
harus memenuhi tanggung jawab mereka dan menemukan cara untuk mengurangi
kesulitan kemanusiaan akut yang sudah lazim di kawasan itu dan yang akan
meningkat selama beberapa minggu mendatang," ujar Maas.
Pada Minggu (22/8/2021), Biden
mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat sudah berkomunikasi dengan
Taliban untuk memfasilitasi evakuasi, tetapi kelompok itu "meminta
legitimasi" dalam jangka panjang.
Permintaan itu berarti Taliban akan
membutuhkan "bantuan tambahan dalam hal bantuan ekonomi, perdagangan, dan
berbagai macam hal".
Namun, tanggapan internasional,
termasuk kemungkinan penjatuhan sanksi, akan bergantung pada tindakan Taliban
ke depan di Afghanistan. [dhn]