WahanaNews.co | Pemimpin tentara bayaran Rusia, Wagner Group Yevgeny Prigozhin, katakan pasukan Ukraina adalah salah satu prajurit terkuat di dunia.
"Saya percaya Ukraina saat ini adalah salah satu prajurit terkuat di dunia," kata Prigozhin dalam wawancara bersama blogger Rusia, Konstantin Dolgov.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Prigozhin menyampaikan hal tersebut saat bicara mengenai pasukan Kremlin yang tidak siap untuk melawan pasukan Kyiv, bahkan ketika berada di wilayah mereka sendiri.
Ia lantas memuji prajurit Ukraina yang menurutnya "sangat terorganisir, sangat terlatih" dan memiliki intelijen "di level tertinggi."
"Mereka dapat mengoperasikan sistem militer apapun dengan kesuksesan yang sama dengan yang dicapai oleh Soviet atau NATO," ucap Prigozhin seperti dikutip CNN, Rabu (24/5/23).
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Prigozhin melontarkan pernyataan itu saat Rusia mengalami "guncangan" dalam beberapa waktu terakhir karena diserang oleh warganya sendiri di daerah perbatasan.
Beberapa pasukan anti-Presiden Vladimir Putin, salah satunya Korps Sukarelawan Rusia, mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Belgorod pada awal pekan ini, memicu kemarahan dan kebingungan di antara pakar militer Moskow.
Saat ditanya mengenai serangan ini, Prigozhin menyampaikan pasukan pertahanan Rusia "sama sekali tidak siap untuk melawan mereka dalam bentuk maupun formasi apapun."
"Kami di sini bersama Ukraina, yang merupakan musuh kami, di tengah peperangan, kelompok Korps Sukarelawan Rusia datang dengan mudah dan melewati [perbatasan] dengan tank-tank dan APC tanpa kesulitan apapun dan membuat video mereka sendiri," ujar Prigozhin.
Selama ini, Prigozhin sebenarnya sudah sering mengkritik militer Rusia. Kritikan itu diberikan seiring dengan upayanya merebut kekuasaan melawan komandan militer Kremlin di timur Ukraina.
Awal bulan ini, misalnya, Prigozhin menyalahkan kepala pertahanan Rusia atas puluhan ribu prajurit Wagner yang menjadi korban karena tak punya cukup amunisi untuk bertarung di medan perang.
Namun, komentarnya kepada Dolgov kali ini seolah menjadi peringatan khusus untuk sekutu Putin.
Prigozhin memperingatkan jika Rusia terus mengalami kerugian, maka "segala perpecahan ini dapat berakhir dengan revolusi, seperti pada 1917."
Ia lantas menggambarkan potensi situasi jika warga mulai murka karena melihat saudara mereka tewas di medan perang.
"Pertama para prajurit akan bangkit, dan setelah itu orang yang mereka cintai bangkit. Salah jika kita berpikir bahwa ada ratusan dari mereka," katanya.
"Sudah ada puluhan ribu dari mereka, dan kerabat dari mereka yang terbunuh. Mungkin akan ada ratusan ribu. Kita tidak bisa menghindarinya."
Dalam kesempatan itu, Prigozhin pun kembali mendesak Moskow untuk meningkatkan kemampuan para prajurit dalam berperang demi bisa mengalahkan Ukraina.
Dia juga mendesak Putin untuk "mengumumkan darurat militer dan gelombang mobilisasi baru."[eta]