WahanaNews.co | Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un tampak mengikuti gaya penampilan ayahnya, Kim Jong-il pada pekan lalu.
Namun, penampilan itu rupanya membuat rakyat Korea Utara teringat pada masa terburuk di negara tertutup itu saat masih dipimpin Kim Jong-il.
Baca Juga:
Indonesia Dorong Percepatan Aksesi OECD dan Integrasi Ekonomi ASEAN untuk Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan
Kim Jong-un memperlihatkan penampilan seperti Kim Jong-il saat menghadiri upcara peletakan batu utama untuk 10.000 unit rumah baru di Distrik Hwasong, Pyongyang, Sabtu (12/2/2022).
Saat itu, Kim Jong-un memakai jaket berwarna khaki, yang disebut setelan Songun, juga kacamata hitam.
Kim Jong-il biasa menggunakan pakaian serta aksesoris seperti itu ketika melakukan kunjungan terpadu secara langsung.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil Tekankan Peran Penting APBN sebagai Katalisator Perkembangan Perekonomian
Tak ayal, ketika Kim Jong-un muncul dengan gaya tersebut, masyarakat pun langsung teringat sang ayah.
Namun menurut sumber Daily NK, Rabu (16/2/2022), penampilan Kim Jong-un tersebut mengingatkan warga Pyongyang terhadap masa-masa terburuk, khususnya saat wabah kelaparan yang dikenal sebagai “Maret yang Sulit”.
Menurut sumber tersebut, warga Pyongyang juga mengingat kerabat mereka di pedesaan yang meninggal karena kelaparan, yang sempat melanda Korea Utara pada 1993 hingga 1998.
Apalagi, kondisi Korea Utara saat ini diyakini tak jauh berbeda pada masa-masa sulit di era Kim Jong-un.
Masyarakat Korea Utara mengalami kesulitan ekonomi karena penutupan perbatasan yang disebabkan kontrol Covid-19.
Sejumlah warga Korea Utara bahkan merasa mereka akan mengalami “Maret yang Sulit” untuk kedua kalinya.
Sementara itu sumber lainnya mengungkapkan ia selalu teringat politik Songun setiap mengingat Kim Jong-il
Ia mengatakan, rakyat Korea Utara selalu teringat politik Songun sebagai masa tirani terburuk.
Mereka selalu mengingat bagaimana para tentara memiliki semua ternak dan anak perempuan di desa.
Sumber itu juga mencatat bahwa para tentara pun tak memiliki ingatan yang baik mengenai periode tersebut juga.
Ia mengungkapkan, unit militer selalu fokus untuk bersiap adanya potensi kunjungan terpadu dari Kim Jong-il, yang bisa terjadi kapan saja.
Sumber tersebut mengatakan, para tentara tersiksa karena unit militer harus saling bersaing untuk memberikan makanan dan kondisi markas terbaik saat ada kunjungan.
Selain itu, keluarga tentara juga harus menyiapkan daging babi seberat 100 hingg 300 kg agar para tentara terlihat mendapat konsumsi dengan baik.
Bahkan terkadang istri dari pejabat dan anak-anaknya dimobilisasi dalam usaha-usaha tersebut.
Sumber itu mengatakan karena ingatan buruk dari era Kim Jong-il, pejabat dan keluarga militer menyayangkan keputusan Kim Jong-un bergaya seperti ayahnya. [rin]