WahanaNews.co | Kasus Covid-19 menjadi berita yang paling populer selama dua tahun terakhir ini, mungkin bagi beberapa orang sudah menjadi hal yang biasa.
Tetapi kali ini seperti hal yang tidak biasa, terjadi pada anak usia dua belas tahun yang diduga terinfeksi virus Corona.
Baca Juga:
4 Negara Ini Diduga Pasok Senjata ke KKB Papua
Virus Corona bisa menyebabkan efek samping yang cukup mengerikan pada tubuh manusia. Bukan hanya hidung meler dan kehilangan kemampuan indra penciuman, tetapi virus ini diduga bisa menimbulkan masalah yang tidak biasa pada penis.
Hal ini dialami oleh seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun. Kasusnya dilaporkan dan dipublikasikan dalam jurnal Urology.
Dalam jurnal tersebut, petugas medis di Wina, Austria, melaporkan kasus seorang bocah laki-laki yang mengalami priapisme.
Baca Juga:
2 Siswa Indonesia Kenalkan Mesin Pengolah Tempe di Austria
Akibatnya sang anak mengalami ereksi selama 24 jam dan membuatnya kesakitan.
Priapismus iskemik merupakan kondisi yang disebabkan darah yang tidak bisa mengalir dengan normal dari penis.
Jika tidak segera diobati, akan menyebabkan kematian jaringan atau disfungsi ereksi.
Untuk mengobati bocah tersebut, petugas medis menggunakan jarum untuk menusuk penis agar sebagian darah bisa mengalir.
Tetapi, cara itu tidak berhasil dan terlalu menyakitkan untuk anak-anak. Pasien pun di anastesi untuk melakukan upaya lainnya, hingga penisnya kembali melemas.
Namun, beberapa jam kemudian pasien kembali mengalami priapismus berulang. Tapi kali ini tidak merasakan sakit sama sekali.
Para dokter pun mengatasi pasien dengan cara lain, yaitu dengan mengompres penisnya dengan es dan kompresi pada perineum yang merupakan area kulit antara alat kelamin dan anus. Tapi, tiga hari kemudian anak laki-laki itu kembali lagi ke rumah sakit dengan keluhan yang sama.
Dikutip dari The Sun, pasien ini akhirnya dirujuk ke spesialis untuk memastikan penyebab priapisme yang terus berulang ini. Setelah diteliti, pasien ternyata terinfeksi COVID-19 tujuh minggu sebelum kejadian.
Kemudian ia pun kembali positif COVID-19 saat berada di rumah sakit, yang menunjukkan bahwa pasien itu kembali tertular lagi.
Melihat kondisi pasiennya itu, para petugas medis mengatakan bahwa tidak ada penyebab lain yang masuk akan yang bisa memicu kondisi priapisme itu selain COVID-19.
"Priapisme didefinisikan sebagai ereksi penis yang tidak terkait dengan minat atau rangsangan seksual yang berlangsung lebih dari empat jam," tulis Stephan Brönimann dan rekan di Universitas Kedokteran Wina dan tim.
"Beberapa kasus priapismus iskemik telah dipublikasikan, kebanyakan dari mereka mempengaruhi pasien dengan gejala parah (COVID-19) yang memerlukan rawat inap dan masuk ICU," lanjutnya.
Menurut Stephan Brönimann, COVID-19 dapat meningkatkan penggumpalan darah. Bahkan hal ini sering menjadi penyebab kematian dan mungkin menjadi biang kerok di balik masalah penis yang mengkhawatirkan ini. [bay]