WahanaNews.co, Jakarta - Pasca pengunduran diri Presiden Joe Biden dari pencalonan presiden untuk pemilu November mendatang, persaingan tiket calon presiden (capres) dari Partai Demokrat semakin memanas. Biden telah mengumumkan dukungannya untuk Wakil Presiden Kamala Harris sebagai penggantinya.
Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian siapa yang akan diusung Partai Demokrat melawan calon dari Partai Republik, Donald Trump.
Baca Juga:
Dukungan AS Retak? Trump dan Zelenskyy Bertikai, Rusia Bersorak
Menurut CBS News, setelah pengumuman pengunduran dirinya, Biden memuji keputusan memilih Harris sebagai Wakil Presiden sebagai keputusan terbaik yang pernah diambilnya dan menawarkan dukungan penuh untuk Harris.
Meski demikian, para anggota senior Komite Nasional Partai Demokrat mengadakan pertemuan darurat pada malam sebelumnya untuk membahas calon potensial.
Walaupun Biden telah menyatakan dukungannya, Harris belum tentu menjadi capres resmi Partai Demokrat karena keputusan akhir ada di tangan sekitar 4.700 delegate yang akan memilih secara resmi dalam konvensi partai mendatang.
Baca Juga:
Usai Zelensky Berdebat dengan Trump, PM Inggris Tegaskan Dukungan untuk Ukraina
Beberapa delegate yang sebelumnya mendukung Biden mungkin tidak otomatis berpindah dukungan ke Harris, meskipun loyalitas mereka terhadap Biden bisa mempercepat transisi dukungan.
Selain Harris, terdapat beberapa nama lain yang dianggap sebagai calon pesaing potensial, termasuk Gubernur California Gavin Newsom, Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro, Senator Minnesota Amy Klobuchar, dan beberapa politisi lainnya seperti Gubernur Michigan Gretchen Whitmer dan Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg.
Namun, hingga saat ini, belum ada yang secara terbuka mengumumkan pencalonan mereka, meski beberapa politisi seperti Newsom, Shapiro, dan Klobuchar telah menyatakan dukungan untuk Harris.
Ketua DNC Jaime Harrison, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa Partai Demokrat akan menjalankan proses yang "transparan dan tertib" untuk menentukan capres AS yang mereka usung dalam pemilu November mendatang.
"Beberapa hari ke depan, partai akan menjalani proses yang jelas dan teratur untuk melangkah maju sebagai Partai Demokrat yang solid, dengan calon yang mampu mengalahkan Donald Trump pada November," katanya pada Minggu (21/7/2024) waktu setempat.
"Proses ini akan mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh partai. Para delegate kami siap untuk segera menjalankan tanggung jawab mereka dalam menentukan kandidat untuk rakyat Amerika," tegas Harrison dalam pernyataannya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]