WahanaNews.co | Pasukan Rusia mendorong lebih dalam ke kota Pelabuhan Mariupol yang terkepung dan babak belur di Ukraina pada Sabtu (19/3/2022).
Pertempuran sengit tersebut menutup pabrik baja utama dan pemerintah setempat meminta lebih banyak bantuan Barat.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Jatuhnya Mariupol, tempat beberapa penderitaan terburuk perang, akan menandai kemajuan medan perang besar bagi Rusia, yang sebagian besar macet di luar kota-kota besar lebih dari tiga minggu dalam invasi darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
“Anak-anak, orang tua sedang sekarat. Kota ini hancur dan musnah dari muka bumi,” kata petugas polisi Mariupol Michail Vershnin dari jalan yang dipenuhi puing-puing dalam sebuah video yang ditujukan kepada para pemimpin Barat.
Pasukan Rusia telah memisahkan kota itu dari Laut Azov, dan kejatuhannya akan menghubungkan Krimea, yang dianeksasi Rusia pada 2014, dengan wilayah-wilayah yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Moskow di timur.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Ini akan menandai kemajuan langka dalam menghadapi perlawanan sengit Ukraina yang telah menghancurkan harapan Rusia untuk kemenangan cepat dan menggembleng Barat.
"Pasukan Ukraina dan Rusia memperebutkan pabrik baja Azovstal di Mariupol. Salah satu pabrik metalurgi terbesar di Eropa sebenarnya sedang dihancurkan," kata Vadym Denysenko, penasihat menteri dalam negeri Ukraina. [afs]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.