WAHANANEWS.CO, Jakarta - Tyler Robinson (22) kini resmi didakwa setelah menembak mati influencer konservatif Amerika Serikat, Charlie Kirk, dalam sebuah insiden yang mengguncang publik.
Aksi itu terjadi saat Kirk tengah berbicara dalam sebuah acara di Universitas Utah Valley pada Rabu (10/9/2025).
Baca Juga:
Tersangka Pembunuh Charlie Kirk Ditangkap, Trump Desak Hukuman Mati
Robinson didakwa dengan tuduhan pembunuhan berat, penggunaan senjata api yang mengakibatkan cedera serius, perusakan bukti, penghalangan keadilan, hingga tindak kekerasan di hadapan anak-anak.
Jaksa Wilayah Utah County, Jeff Gray, menegaskan pihaknya akan menuntut hukuman mati.
"Ini tragedi Amerika, dan keputusan menuntut hukuman mati bukanlah hal yang bisa dianggap enteng," ucap Gray pada Selasa (16/9/2025).
Baca Juga:
Pembunuh Influencer Loyalis Trump Langsung Ditahan Usai Diserahkan Pendeta
Robinson ditangkap sehari setelah penembakan, Kamis (11/9/2025), setelah ayahnya sendiri mengenali wajahnya dari foto yang disebarkan otoritas.
Senjata yang digunakan Robinson juga disebut mirip dengan senapan hadiah dari ayahnya.
Sebagaimana dilaporkan ABC pada Rabu (17/9/2025), Robinson mengaku kepada orang tuanya bahwa ia nekat menembak karena menilai Kirk “terlalu banyak menyebarkan kebencian.”
Dalam dokumen dakwaan, Robinson mengatakan, "Terlalu banyak kejahatan, dan orang itu terlalu banyak menyebarkan kebencian."
Meski begitu, penyidik menilai maksud pernyataan Robinson belum sepenuhnya jelas.
Catatan lain menyebut Robinson belakangan dekat dengan teman sekamarnya yang sedang menjalani transisi gender serta menunjukkan kecenderungan politik pro-LGBT dan hak-hak trans.
Namun, dokumen dakwaan tidak menghubungkan secara langsung faktor tersebut dengan motif penembakan.
Pada hari penembakan, Robinson meninggalkan catatan di bawah keyboard komputernya yang berbunyi: “Saya berkesempatan untuk mengalahkan Charlie Kirk dan saya akan mengambilnya.”
Ia juga sempat mengirim pesan kepada teman sekamarnya bahwa dirinya muak dengan kebencian yang menurutnya “tidak bisa dinegosiasikan.”
Robinson mengaku sudah merencanakan aksinya selama sekitar satu minggu sebelum kejadian.
Selain catatan pribadi, ia juga meninggalkan jejak digital di Discord.
Dua jam sebelum ditangkap, Robinson menulis di platform itu, “Hai teman-teman, saya punya kabar buruk untuk kalian semua... Saya di UVU kemarin. Saya turut berduka cita atas semua ini.”
Direktur FBI Kash Patel mengonfirmasi lebih dari 20 orang yang terhubung dengan Robinson di Discord kini sedang diselidiki.
Robinson disebut tergabung dalam sedikitnya dua grup obrolan yang membahas rencana pembunuhan terhadap Kirk.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih menilai Robinson kemungkinan besar teradikalisasi lewat internet.
"Sepertinya dia teradikalisasi di dunia maya, dan itu terjadi di kubu kiri. Dia seorang kiri," kata Trump.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]