WAHANANEWS.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya dalam lebih dari 15 tahun terakhir, Amerika Serikat diduga kuat kembali menempatkan senjata nuklir di wilayah Inggris.
Langkah ini dianggap sebagai sinyal kuat penyesuaian postur pertahanan NATO, menyusul ketegangan yang terus memburuk akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga:
Trump Dorong Dialog Nuklir, Iran: Tak Ada Artinya Jika Masih Ada Ancaman
Sebuah pesawat angkut C-17 milik Angkatan Udara AS dilaporkan mendarat di Pangkalan Udara RAF Lakenheath, Suffolk, pada Kamis (17/7/2025).
Penerbangan itu berangkat dari Pangkalan Udara Kirtland di New Mexico, yang dikenal sebagai lokasi penyimpanan senjata nuklir Amerika.
Para analis memperkirakan bahwa pesawat tersebut membawa muatan bom nuklir, yang terakhir kali ditempatkan di Inggris pada 2008 sebelum ditarik kembali oleh pemerintahan Presiden Barack Obama.
Baca Juga:
Ultimatum Dunia, Putin Tegaskan Rusia Siap Gunakan Nuklir untuk Bela Diri
Dokumen tidak rahasia yang tampaknya sempat dipublikasikan secara keliru oleh pemerintah AS, sebelumnya telah mengindikasikan adanya misi nuklir baru di Lakenheath.
Dokumen itu diungkap oleh surat kabar The Telegraph. Kendati baik pemerintah AS maupun Inggris tidak pernah menyampaikan informasi publik mengenai lokasi penyimpanan senjata nuklir, pola penerbangan C-17 pekan lalu disebut sangat mirip dengan misi transportasi senjata nuklir pada masa lalu.
Pakar pertahanan mencatat bahwa wilayah udara di atas RAF Lakenheath ditutup sementara pada hari pendaratan. Selain itu, pesawat tidak langsung kembali ke AS, yang oleh analis William Alberque disebut sebagai “misi pengantaran satu arah”.
“Menerbangkan C-17 dengan transponder aktif dari tempat penyimpanan panas di Kirtland ke Lakenheath, lalu kembali tanpa singgah ke fasilitas penyimpanan menunjukkan bahwa ini adalah misi pengantaran satu arah,” ujar Alberque kepada The Times.
Dalam laporannya, situs spesialis The Aviationist juga menyebut bahwa pesawat tersebut mengisi bahan bakar di udara saat melintasi pantai timur Amerika Serikat, yang menandakan misi tersebut masuk kategori prioritas tinggi.
Pangkalan RAF Lakenheath merupakan markas dari 48th Fighter Wing milik Angkatan Udara AS, yang mengoperasikan dua skuadron F-15E Strike Eagle serta dua skuadron jet tempur generasi kelima F-35A.
Inggris sendiri, melalui Kementerian Pertahanan, telah mengonfirmasi pembelian satu skuadron F-35A milik sendiri, yang nantinya akan berkemampuan membawa bom nuklir jenis gravitasi.
"Keputusan ini mengembalikan peran nuklir bagi RAF untuk pertama kalinya sejak Inggris menghentikan sistem senjata nuklir udara milik sendiri setelah Perang Dingin," demikian bunyi dokumen resmi Kementerian Pertahanan Inggris yang dipublikasikan pada Senin (21/7/2025).
Sebelumnya, pada 1998 Inggris secara resmi menghentikan penggunaan bom gravitasi WE.177 yang menjadi tulang punggung kemampuan nuklir udara mereka.
Kini, dengan adanya bom-bom baru yang disimpan di wilayah Inggris dan keterlibatan jet tempur F-35A, kemampuan serangan nuklir dari udara kembali dimungkinkan.
Langkah Amerika ini dipandang sebagai bagian dari penyesuaian strategis NATO terhadap eskalasi militer Rusia.
Tahun lalu, pangkalan Lakenheath dilaporkan telah memperbarui fasilitasnya dengan pelindung ledakan baru dan membangun asrama ‘surety’ — istilah yang dipakai militer AS sebagai kode untuk tempat penyimpanan aman senjata nuklir.
Meski demikian, Kementerian Pertahanan Inggris menolak memberikan komentar lebih lanjut, dengan alasan kebijakan untuk tidak mengungkap lokasi pasti penyimpanan senjata nuklir.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]