WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sebuah pesawat komersial milik Light Air Services Aviation Company jatuh di Sudan Selatan, menewaskan sedikitnya 20 orang dan hanya menyisakan satu korban selamat.
Insiden tragis ini terjadi tak lama setelah pesawat lepas landas dari Bandara Bentiu menuju Juba. Pesawat nahas itu jatuh sekitar 500 meter dari bandara, tepat di kawasan ladang minyak Negara Bagian Unity, sekitar pukul 10:30 waktu setempat.
Baca Juga:
TKN Prabowo-Gibran Pamer Sukses Program Makan Gratis Siswa di India dan Sudan
"Pesawat jatuh hanya beberapa ratus meter dari landasan," ungkap Menteri Informasi Negara Bagian Unity, Gatwech Bipal Both, dalam keterangannya kepada AFP, Rabu (29/1/2025).
Dari total 21 orang di dalam pesawat, hanya satu orang yang ditemukan selamat, yakni seorang insinyur asal Sudan Selatan yang bekerja di ladang minyak setempat.
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Negara Bagian Bentiu untuk mendapat perawatan intensif.
Baca Juga:
Sebanyak 4,8 Juta Warga Ngungsi Akibat Bentrokan Militer Sudan dan RSF
Pemerintah daerah menyampaikan belasungkawa mendalam atas tragedi ini dan telah memerintahkan penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap penyebab kecelakaan.
"Diduga kuat ada kegagalan mekanis, tetapi kami masih menyelidiki lebih lanjut," tambah Gatwech tanpa memberikan detail lebih lanjut.
Pesawat yang mengalami kecelakaan adalah pesawat penumpang buatan Ukraina yang disewa oleh Greater Pioneer Operating Company (GPOC), sebuah perusahaan minyak yang beroperasi di wilayah tersebut.
Berdasarkan manifes penerbangan yang dilihat AFP, pesawat mengangkut 21 orang, terdiri dari 16 warga Sudan Selatan, dua warga negara China, dan satu warga India.
Beberapa foto yang beredar di media sosial menunjukkan reruntuhan pesawat dalam kondisi terbalik dengan badan yang hancur berserakan di lokasi kejadian.
Salah satu gambar yang belum diverifikasi secara independen memperlihatkan jasad korban tergeletak di luar bangkai pesawat.
Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir, menyampaikan duka cita mendalam dan berdoa untuk kesembuhan satu-satunya korban yang selamat.
"Saya berharap korban yang selamat segera pulih," ujar Presiden Kiir dalam pernyataannya.
Ia juga telah menginstruksikan Kementerian Transportasi dan otoritas terkait untuk segera melakukan investigasi guna mengungkap penyebab pasti kecelakaan ini.
Kecelakaan udara bukan hal asing di Sudan Selatan, negara yang merdeka dari Sudan pada 2011 dan masih menghadapi tantangan besar dalam sektor transportasi.
Insiden semacam ini kerap terjadi, sering kali akibat faktor teknis, kelebihan muatan, atau cuaca buruk.
Beberapa kecelakaan serupa yang pernah terjadi di Sudan Selatan antara lain:
• Tahun 2021: Sebuah pesawat kargo yang membawa bahan bakar untuk Program Pangan Dunia PBB jatuh di dekat Juba, menewaskan lima orang.
• Tahun 2015: Pesawat Antonov yang kelebihan muatan jatuh di Juba, menewaskan 36 orang.
• Tahun 2017: Pesawat dengan 37 penumpang mengalami kecelakaan di Wau setelah menabrak truk pemadam kebakaran di landasan, meski seluruh penumpang selamat.
Pemerintah berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penerbangan demi mencegah insiden serupa di masa mendatang.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]