WahanaNews.co | Penerbangan pemerintah “tak dikenal” terdeteksi dari St Petersburg menuju Washington. Media pun menebak-nebak telah terjadi negosiasi rahasia antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) terkait konflik Ukraina.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia kemudian menertawakan spekulasi seputar penerbangan pemerintah "tak dikenal" tersebut.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Namun, juru bicara kementerian Maria Zakharova mengakui pada Sabtu (5/3/2022) bahwa pesawat itu hanya dikirim untuk menjemput para diplomat Rusia yang dinyatakan personae non gratae oleh AS dan membawa mereka pulang.
Satu pesawat Il-96 Rusia milik skuadron penerbangan khusus Rossiya telah memicu spekulasi liar di media sosial setelah lepas landas dari bandara St Petersburg dan menuju ke AS pada Sabtu pagi.
Beberapa saluran Telegram dengan cepat berasumsi bahwa Moskow berusaha memulai beberapa “negosiasi rahasia” dengan AS di tengah ketegangan lanjutan atas aksi militer Rusia di Ukraina.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Spekulasi itu dibantah Zakharova, yang menulis di Telegram bahwa "pejuang informasi terdepan" berusaha menggambarkan penerbangan itu sebagai "orang Rusia yang melarikan diri" dari tanah air mereka dan "Moskow mencoba menghubungi Amerika."
“Aku harus mengecewakanmu. Penerbangan ini untuk membawa diplomat Rusia… pulang,” ujar dia.
Pada akhir Februari, Washington mengumumkan pengusiran 12 diplomat, yang merupakan bagian dari misi Rusia di PBB, karena ketegangan seputar konflik Rusia-Ukraina.
Para diplomat diperintahkan untuk meninggalkan AS pada 7 Maret.
Misi AS untuk PBB menyebut diplomat yang akan segera diusir itu sebagai pelaku “operasi intelijen” dan menuduh mereka “terlibat dalam kegiatan spionase” yang mengancam keamanan nasional Amerika.
Moskow mencap langkah AS sebagai "tindakan bermusuhan" yang melanggar komitmen Amerika sebagai tuan rumah PBB.
Rusia meluncurkan operasi militernya di Ukraina pada 24 Februari, memicu tanggapan marah dari negara-negara Barat, yang menampar Moskow dengan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kremlin menyatakan operasi tersebut bertujuan melindungi rakyat di dua republik Donbass yang baru-baru ini diakui Moskow telah merdeka. [qnt]