WahanaNews.co | Sejumlah buruh migran di Qatar merasa takut setelah selesainya Piala Dunia 2022 di negara tersebut.
Pemasangan Jubah Bisht untuk pemain Argentina, Lionel Messi, menjadi serangkaian tanda Piala Dunia Qatar 2022 berakhir, Minggu (18/12) malam waktu setempat.
Baca Juga:
William Burns CIA Kunjungi Doha Bahas Pertukaran Sandera Gaza
"Messi, Messi, Messi," teriak pendukung Argentina di pasar tradisional Doha, Souq Waqif, seperti dikutip AFP.
Warga lain yang merayakan kemenangan Argentina adalah Rasheed. Ia mengenakan kaus bertuliskan "rights."
"Saat pertama, mereka menertawakan kita sebagai 'fans palsu'," kata dia.
Baca Juga:
Gelar Nobar Timnas, Pj Wali Kota Bekasi Prediksikan Skor 3-1 Indonesia vs Uzbekistan
Para pekerja migran dianggap fan palsu saat menonton Piala Dunia Qatar. Mereka berasal dari India, Bangladesh, Pakistan dan Nepal. Para pekerja migran ini turut membantu membangun delapan stadium di Qatar.
Selain itu, mereka juga dilaporkan tetap di stadion untuk menonton pertandingan. Menurut AFP, India menjadi salah satu negara pembeli tiket teratas.
Namun, saat final ada potret yang berbeda. Para pekerja migran boleh keluar stadion untuk merayakan kemenangan Argentina.
"Sangat jarang kami bisa keluar dan merayakan seperti ini," kata buruh migran asal India, Shafiq.
Ia kemudian berujar, "Secara normal kami semua di area zona pekerja. Kami khawatir apa yang akan terjadi setelah Piala Dunia."
Hak buruh menjadi topik hangat bagi Qatar, pengumuman tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 12 tahun lalu.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan jumlah korban tewas di mega proyek Qatar tak dilaporkan. Mereka juga mengutuk kondisi yang dialami para buruh migran.
Kelompok-kelompok hak asasi mendesak Qatar memberi dana khusus kepada para pekerja yang tewas dalam proyek-proyek pembangunan monumental di Qatar.
"Piala Dunia di Qatar ini memang akan diingat untuk semua alasan yang salah: sebagai acara olahraga termahal yang pernah ada dan paling mematikan," kata Minky Worden dari Human Rights Watch.
Beberapa negara sekutu terdekat Qatar juga tak sungkan membahas masalah hak buruh.
Duta Besar Amerika Serikat di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Linda Thomas-Greenfield membahas hak buruh saat bertemu Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pada Minggu.
Greenfield mendorong Qatar untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap reformasi tenaga kerja dan hak asasi manusia setelah Piala Dunia. [rgo]