WahanaNews.co | Perdana
Menteri Israel Naftali Bennett memperingatkan bahwa vaksin Pfizer kurang efektif
melawan virus varian Delta. Seperti dilaporkan nypost, varian Delta adalah
jenis yang pertama kali terlihat di India yang sekarang menyumbang 31% kasus di
Amerika Serikat (AS).
Baca Juga:
Kekhawatiran Pakar soal Kombinasi Covid-19 Delta dan Omicron
"Kami tidak tahu persis sejauh mana vaksin itu membantu,
tetapi secara signifikan lebih sedikit," kata Perdana Menteri Israel Naftali
Bennett.
Vaksin Covid-19 masih menjaga orang agar tidak sakit parah
di Israel, di mana lebih dari 60% populasi telah menerima suntikan. Hanya 1,6%
yang menjadi sakit kritis, dibandingkan dengan 4% pada gelombang kasus sebelum
vaksin.
Kekhawatiran juga meningkat tentang efektivitas vaksin
terhadap varian Beta, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.
Baca Juga:
Ilmuwan Konfirmasi Varian Baru Covid-19 Merupakan Mutasi dari Delta dan Omicron
Data baru dari pemerintah Israel menunjukkan bahwa suntikan
dosis ganda hanya memberikan perlindungan 64% terhadap infeksi.
Varian Delta memiliki dua mutasi, L452R dan E484Q, dan oleh
karena itu diberi label sebagai "mutan ganda" oleh Kementerian Kesehatan India.
L452R adalah mutasi yang sama yang ditemukan pada varian
buatan sendiri di California, dan E484Q mirip dengan mutasi yang ditemukan pada
varian di Brasil dan Afrika Selatan.
Kedua mutasi tersebut terjadi pada bagian penting virus yang
memungkinkan virus menyerang dan menginfeksi sel manusia.
Bennett juga membahas krisis di Inggris dan Amerika Serikat.
Kedua negara itu menggunakan vaksin Pfizer dan tetap dibanjiri varian Delta.
Pada Kamis, Amerika Serikat mencatat 28.412 kasus baru,
dengan rata-rata pergerakan 7 hari 26.079, meningkat 135% dari rata-rata 11.067
yang tercatat dua minggu lalu. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.