WahanaNews.co | Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim meminta orang-orang agar tidak memberinya hadiah seperti baju batik saat menghadiri acara.
Menurut Anwar, praktik pemberian hadiah seperti baju batik bisa menjadi salah satu bentuk pemborosan.
Baca Juga:
Perajin Batik Kediri Harap Pemerintah Fasilitasi Penjualan dan Tenaga Kerja
"Saya ingin praktik (pemberian hadiah) ini dihentikan. Jika pakaian batik perlu diberikan, berikan saja kepada anggota staf yang berpangkat lebih rendah," kata Anwar dalam National Hawkers and Traders Conference di Putrajaya pada Jumat (23/12).
"Tolong jangan berikan kepada saya, menteri, atau sekjen," paparnya menambahkan.
Anwar memaparkan menolak pemberian baju batik mungkin sesuatu yang kecil, namun bisa menjadi bentuk penghematan secara komulatif yang akhirnya berdampak besar.
Baca Juga:
Luncurkan Buku Batik Pakualaman, GKBRAA Paku Alam: Budaya Itu Artinya Menjaga Hati
Dikutip The Star, Anwar juga mengatakan dia ingin kementerian dan lembaga tidak boros dan menghabiskan uang yang tidak perlu saat mempersiapkan program.
Ia juga mengingatkan kementerian agar program-program yang diselenggarakan dapat dirasakan dan dinikmati masyarakat.
Sejak menjabat sebagai PM, Anwar memang berupaya menciptakan pemerintahan yang sederhana.
Dalam konferensi pers perdananya beberapa waktu lalu, Anwar bahkan menyatakan dia tidak akan mengambil gajinya selama menjabat sebagai PM Malaysia. Ia juga menolak mengendarai mobil dinas mewah yang biasa ditumpangi para pendahulunya.
Anwar juga menuturkan kan memangkas gaji dan tunjangan para menteri dan pejabat pemerintahannya hingga 20 persen.
Di sisi lain, ia juga berupaya membentuk kabinet menteri yang ramping untuk efisiensi anggaran negara.
Anwar menunjuk 28 menteri yang telah dilantik pada akhir November lalu. Jumlah ini lebih sedikit ketimbang kabinet Malaysia di pemerintahan-pemerintahan sebelumnya yang bisa mencapai 50 orang.
Selain itu, Anwar juga menunjuk dua perdana menteri. Ini merupakan kali pertama Negeri Jiran memiliki dua wakil PM. [eta]