Selama karir politiknya, ia juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada tahun 2020 dan dua kali menjabat sebagai Menteri Keuangan Malaysia.
Bulan lalu, dia mengatakan bahwa dia terbuka untuk menjadi perdana menteri untuk ketiga kalinya jika ada seruan kuat baginya untuk melakukannya.
Baca Juga:
Kapolri Dapat Gelar Panglima Gagah Pasukan Polis dari Kerajaan Malaysia
Analis politik James Chin mengatakan bahwa meskipun Mahathir dihormati secara luas sebagai perdana menteri, banyak orang setuju bahwa dia membuat kesalahan besar dengan kembali ke masa jabatan kedua.
"Mungkin sebagian dari pemilih adalah mereka yang berpikir [Mahathir] benar-benar harus beristirahat dan mungkin itu adalah suara simpati baginya untuk pensiun," kata pengamat politik Serina Abdul Rahman tentang kekalahan Mahathir di Langkawi.
"Saya pikir ini cukup ironis dan sulit dalam arti bahwa dia sangat dekat dengan Kedah dan khususnya dengan Langkawi. Jadi saat dia menjadi perdana menteri, Kedah mendapat banyak pengeluaran pembangunan dan [Mahathir] benar-benar satu-satunya yang mencoba mengembangkan Langkawi sebagai tujuan internasional," ucap Francis Hutchinson dari Institut ISEAS-Yusof Ishak.
Baca Juga:
Pelaku Penyandera Bocah di Pospol Pejaten Mau Uang Tebusan dan Seorang Resedivis TPPO
Mahathir adalah salah satu nama besar yang mengalami kekalahan dalam pemilihan umum ke-15 Malaysia.
Diantaranya adalah veteran Barisan Nasional dan UMNO Tengku Razaleigh Hamzah di Gua Musang, wakil presiden UMNO Mahdzir Khalid di Padang Terap dan Menteri Keuangan Tengku Zafrul di Kuala Selangor. [rds]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.