WahanaNews.co | Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, menyayangkan sikap pemerintah Australia yang mendeportasi Novak Djokovic yang menolak melakukan vaksinasi Covid-19 sehingga batal tampil di Australia Open 2022.
Dalam pernyataan teranyarnya, Aleksandar Vucic kembali melontarkan anggapan bahwa Australia bagai melakukan "witch hunting" terhadap Djokovic, yang nasibnya sempat jadi tanda tanya sampai akhirnya kena deportasi.
Baca Juga:
Novak Djokovic Beberkan Kesuksesannya di Dunia Tenis
"Mereka yang beranggapan sudah (memperlihatkan) punya prinsip telah membuktikan bahwa mereka justru tak punya prinsip," kata Vucic kepada Blic yang dikutip dari media RT.
Vucic berargumen bahwa Djokovic sudah mendapat informasi menyesatkan karena meyakini dirinya akan dapat dispensasi medis untuk main di Australian Open tanpa divaksinasi karena sudah pernah terjangkit Covid-19 pada Desember 2021.
"Selama 10 hari, mereka sudah secara keliru memperlakukan seorang petenis sampai akhirnya menjatuhkan keputusan yang sebenarnya sudah mereka ketahui bakal dijatuhkan sedari hari pertama. Kemudian pelecehannya dimulai, bagaikan perburuan penyihir terhadap satu orang dari sebuah negara."
Baca Juga:
Tak Mau Divaksin Covid-19, Djokovic Gagal Berlaga di US Open
"(Dengan perlakuan terhadap) Novak, mereka ingin memperlihatkan bagaimana tatanan dunia dan betapa mereka bisa (bertindak melakukan itu) kepada siapa pun. (keputusan ini membuat) mereka bukan cuma mempermalukan Novak tapi juga diri mereka sendiri," tutur Vucic.
Novak Djokovic adalah petenis putra tersukses dalam sejarah Australian Open, dengan total sembilan gelar juara termasuk tiga tahun terakhir.
Rentetan gelar juaranya di Australia dipastikan tak berlanjut tahun ini. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.