WahanaNews.co | Sehari setelah Rusia menyindir Israel karena mengkritik invasi di Ukraina, Presiden Vladimir Putin menelepon Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada Senin (18/4/2022).
Kantor pemerintahan Rusia menyatakan, kedua pemimpin membicarakan sejumlah isu, termasuk negosiasi damai dengan Ukraina demi menghentikan peperangan.
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
"[Mereka juga membicarakan] masalah pembangunan permukiman di Timur Tengah terkait peningkatan ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur," demikian pernyataan Kremlin yang dikutip Reuters.
Putin dan Abbas membahas masalah di Yerusalem dan Tepi Barat ketika ketegangan di kawasan itu meningkat, terutama sepanjang akhir pekan lalu.
Situasi memanas pada Jumat (15/4), ketika polisi Israel memasuki Masjid Al-Aqsa sekitar pukul 06.30 waktu setempat. Bentrokan dengan warga Palestina pun tak terhindarkan.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Polisi Israel mengklaim, puluhan anak muda sudah berkumpul sejak pukul 04.00 waktu setempat. Para pemuda itu disebut membawa bendera Organisasi Pembebasan Palestina dan Hamas.
Menurut polisi Israel, para pemuda itu melempar batu dan kembang api ke arah aparat. Pemuda itu juga disebut sudah menyiapkan tumpukan batu untuk serangan lanjutan.
Akibat bentrokan ini, 150 orang terluka. Setelah itu, situasi makin panas. Bentrokan lanjutan pun pecah pada Minggu (19/4).
Di tengah ketegangan ini, Kementerian Luar Negeri Rusia merilis pernyataan yang menyindir kelakuan Israel. Pernyataan ini dirilis setelah Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, mengecam invasi Rusia di Ukraina.
Menurut Rusia, Israel sengaja membesar-besarkan masalah invasi Ukraina untuk menutupi kekerasan yang dilakukan negaranya terhadap warga Palestina. [rin]