WahanaNews.co | Selain menyerukan pemerintahan yang inklusif, Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani juga mendesak Taliban untuk menghabisi terorisme di Afghanistan.
"Kami menekankan pentingnya kerja sama untuk memerangi terorisme... dan kami menekankan pentingnya Taliban untuk bekerja sama di bidang ini," katanya dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Menlu Jerman, Heiko Maas seperti dilansir AFP, Rabu (1/9/2021).
Baca Juga:
2 Terduga Teroris Jaringan ISIS Ditangkap Densus 88 di Jakarta Barat
"Adalah peran kami untuk selalu mendesak mereka (Taliban) untuk memiliki pemerintahan yang diperluas yang mencakup semua pihak dan tidak mengecualikan pihak mana pun," sambungnya.
Al-Thani juga mengungkapkan pembicaraan yang berlangsung antara Qatar dan Taliban dalam beberapa waktu terakhir. Dia mengatakan bahwa tak ada tanggapan rinci dari Taliban.
"Selama pembicaraan kami dengan Taliban, tidak ada tanggapan positif atau negatif," kata al-Thani, mengacu pada pembicaraan baru-baru ini antara Qatar dan penguasa baru Afghanistan.
Baca Juga:
Min Aung Hlaing Tuduh Negara-Negara Dukung Konflik Myanmar dengan Pemasokan Senjata
Dalam kesempatan yang sama, Menlu Jerman, Maas mengatakan bahwa pihaknya melihat "tidak ada jalan lain" berbicara dengan Taliban. Dia menekankan bahwa terorisme berdampak negatif terhadap negara tetangga.
"Saya pribadi percaya sama sekali tidak ada jalan lain untuk melakukan pembicaraan dengan Taliban... karena kita sama sekali tidak mampu untuk memiliki ketidakstabilan di Afghanistan," katanya.
"Itu akan membantu terorisme dan memiliki dampak negatif yang besar pada negara-negara tetangga," lanjutnya.
"Kami tidak melihat pertanyaan tentang pengakuan formal, tetapi kami ingin menyelesaikan masalah yang ada, mengenai orang-orang di Afghanistan, warga Jerman, tetapi juga staf lokal yang ingin meninggalkan negara itu," tutur dia.
Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan menjaga bandara Kabul tetap terbuka adalah "penting secara eksistensial". Sebab negara-negara Barat sekarang mempertimbangkan bagaimana membuat lebih banyak orang keluar dari negara itu.
Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mendesak Taliban untuk memerangi terorisme di Afghanistan. Qatar juga menyerukan pemerintah yang inklusif.
"Kami menekankan pentingnya kerja sama untuk memerangi terorisme... dan kami menekankan pentingnya Taliban untuk bekerja sama di bidang ini," katanya dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Menlu Jerman, Heiko Maas seperti dilansir AFP, Rabu (1/9/2021).
"Adalah peran kami untuk selalu mendesak mereka (Taliban) untuk memiliki pemerintahan yang diperluas yang mencakup semua pihak dan tidak mengecualikan pihak mana pun," sambungnya.
al-Thani juga mengungkapkan pembicaraan yang berlangsung antara Qatar dan Taliban dalam beberapa waktu terakhir. Dia mengatakan bahwa tak ada tanggapan rinci dari Taliban.
"Selama pembicaraan kami dengan Taliban, tidak ada tanggapan positif atau negatif," kata al-Thani, mengacu pada pembicaraan baru-baru ini antara Qatar dan penguasa baru Afghanistan.
Dalam kesempatan yang sama, Menlu Jerman, Maas mengatakan bahwa pihaknya melihat "tidak ada jalan lain" berbicara dengan Taliban. Dia menekankan bahwa terorisme berdampak negatif terhadap negara tetangga.
"Saya pribadi percaya sama sekali tidak ada jalan lain untuk melakukan pembicaraan dengan Taliban... karena kita sama sekali tidak mampu untuk memiliki ketidakstabilan di Afghanistan," katanya.
"Itu akan membantu terorisme dan memiliki dampak negatif yang besar pada negara-negara tetangga," lanjutnya.
"Kami tidak melihat pertanyaan tentang pengakuan formal, tetapi kami ingin menyelesaikan masalah yang ada, mengenai orang-orang di Afghanistan, warga Jerman, tetapi juga staf lokal yang ingin meninggalkan negara itu," tutur dia.
Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan menjaga bandara Kabul tetap terbuka adalah "penting secara eksistensial". Sebab negara-negara Barat sekarang mempertimbangkan bagaimana membuat lebih banyak orang keluar dari negara itu. [dhn]