WahanaNews.co | Seorang
menteri senior Rusia mengungkapkan, saat ini negaranya sedang menggarap versi
baru "pesawat kiamat" yang terkenal.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pernyataan itu membenarkan rumor lama tentang penggantian
yang direncanakan untuk empat pos komando terbang Il-80 buatan Uni Soviet.
"Pekerjaan ke arah ini sedang berlangsung," ungkap Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Rusia Denis Manturov kepada kantor berita
Interfax pada Minggu (22/8).
Dia mencatat industri penerbangan Rusia sekarang memiliki
kemampuan memproduksi pesawat dari semua kelas, termasuk pesawat untuk tujuan
luar biasa ini.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Satu "pesawat kiamat" dirancang untuk menampung para
pemimpin tertinggi negara dan menjauhkan mereka dari bahaya jika terjadi perang
nuklir habis-habisan di darat.
Pesawat itu memungkinkan mereka mengatur gerakan militer
dari tempat yang aman. Semua cabang angkatan bersenjata yakni angkatan darat,
angkatan laut, penerbangan, dan sistem rudal strategis, dapat dikendalikan dari
pesawat.
Jet baru ini pada akhirnya akan menggantikan pesawat Il-80
yang telah ada, juga dibuat oleh produsen pesawat Ilyushin yang sudah mapan di
Rusia.
Menurut sumber harian Moskow Izvestia, pesawat itu masih
dalam tahap pengembangan awal. Ini akan didasarkan pada Il96-400M baru, yang
masih belum melakukan penerbangan pertamanya.
Terlepas dari sifat keamanan tinggi dari pesawat kiamat,
salah satu pos komando terbang Il-80 Rusia dirampok tahun lalu.
Dua penyerang, belum tertangkap, mencuri 39 unit peralatan
elektronik dan lima papan stasiun radio yang dipasang di pesawat saat sedang
menjalani pekerjaan modernisasi yang dijadwalkan di Taganrog, di selatan Rusia.
Namun, menurut United Aircraft Corporation (UAC) milik Rusia,
tidak ada peralatan curian yang penting untuk keperluan pesawat.
"Semua peralatan khusus dibongkar dari pesawat segera
setelah kedatangannya dan disimpan di gudang khusus. Selama insiden itu,
sejumlah peralatan sekunder, yang tidak terkait langsung dengan tujuan pesawat,
hilang," papar UAC kepada kantor berita TASS. [qnt]