WahanaNews.co | Rusia menyatakan siap menjual minyak dengan harga berapapun. Tetapi kebijakan itu hanya ditujukan ke negara-negara sahabat.
Kepada kantor berita Rusia Interfax, Menteri Energi Rusia Nikolay Shulginov menjelaskan hal itu dilakukan untuk membuat industri minyak Rusia tetap berjalan.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Ia mengungkapkan harga minyak mentah bisa berkisar antara US$ 80 sampai US$ 150 per barel, namun Rusia lebih berfokus untuk memastikan industri minyak nasional tetap berfungsi.
"Kisaran harga US$ 80 hingga US$ 150 per barel pada prinsipnya dimungkinkan. Tetapi bukan tugas kami untuk menebak-nebak harga. Tugas kami adalah memastikan kelangsungan operasi industri minyak. Kami siap menjual minyak dan produk minyak negara sahabat pada kisaran harga berapa pun," katanya, melansir OilPrice, Sabtu (16/4/2022).
Rusia memang sedang dilanda masalah. Dengan penjualan minyak yang lebih rendah karena sanksi, Rusia mungkin harus segera mulai menutup sumurnya karena kehabisan ruang penyimpanan, dan fasilitas baru sedang dibangun dengan tergesa-gesa.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Kapasitas penyimpanan yang terbatas telah menjadi masalah untuk sementara waktu tetapi baru menjadi sorotan sekarang karena kargo minyak Rusia dijauhi oleh pembeli Barat. Menurut Badan Energi Internasional, sanksi Barat dapat mengurangi ekspor Rusia sekitar 3 juta barel per hari pada kuartal ini.
Ini berarti juga menjadi kekurangan 3 juta barel per hari dalam pasokan global. Lalu, jika ekspor bahan bakar dimasukkan, kekurangannya bisa menjadi lebih besar, seperti yang diperingatkan Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) Mohammed Barkindo kepada Uni Eropa minggu ini selama pembicaraan di Wina.
"Kami berpotensi melihat hilangnya lebih dari 7 juta barel per hari (bph) minyak Rusia dan ekspor cairan lainnya, yang dihasilkan dari sanksi saat ini dan di masa depan atau tindakan sukarela lainnya. Mempertimbangkan prospek permintaan saat ini, hampir tidak mungkin untuk mengganti kerugian dalam volume sebesar ini," kata Mohammed. [Tio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.