WahanaNews.co | Presiden Volodymyr Zelensky berjanji akan terus berjuang demi mempertahankan setiap meter tanah Ukraina.
Pasukannya sedang mempersiapkan untuk menghadapi serangan baru Rusia di wilayah Donbass timur. Moskow sedang mengumpulkan pasukan di sana.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Zelensky, dalam video pidato malamnya kepada negara pada hari Rabu, mengatakan Ukraina berada pada titik balik dalam perang selama lima minggu dengan Rusia. Ia kembali mendesak negara-negara Barat untuk mengirim lebih banyak senjata.
Invasi Rusia ke tetangganya telah membunuh dan melukai ribuan warga sipil, mengusir sekitar seperempat warga Ukraina dan menyebabkan ketegangan Rusia-Barat ke titik terburuk sejak Perang Dingin.
Perlawanan keras oleh pasukan Ukraina telah mencegah Rusia merebut kota besar di mana pun, termasuk ibu kota Kiev. Di ibu kota Ukraina itu pasukan bersenjata Rusia ditahan selama berminggu-minggu.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Pada pembicaraan damai minggu ini di Istanbul, Turki, Rusia mengatakan akan membatasi operasi di dekat Kiev dan kota utara Chernihiv untuk membangun kepercayaan dalam negosiasi.
Namun Ukraina dan negara-negara Barat skeptis terhadap janji Rusia. Mereka menilai janji itu adalah taktik untuk membendung kerugiannya dan bersiap dengan serangan lain.
Rusia mengatakan pasukannya sedang berkumpul kembali untuk membebaskan wilayah Donbas timur yang memisahkan diri dari Ukraina. [rin]
Dalam pidatonya, Zelensky merujuk pada pergerakan pasukan Rusia yang menjauh dari Kiev dan Chernihiv. Menurut Zelensky, Ukraina menilai terjadi peningkatan pasukan Rusia untuk serangan baru di Donbas. "Kami sedang mempersiapkan untuk itu," katanya. Ia menambahkan bahwa Ukraina tidak akan menyerah dan akan berjuang untuk setiap jengkal tanah.
Moskow telah membina hubungan dekat dengan separatis pro-Rusia yang mengendalikan petak-petak Donbas. Moskow membantu dua wilayah memerdekakan diri dari Ukraina.
Pada Rabu, pemimpin Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri Denis Pushilin mengatakan operasi ofensif meningkat. “Kami sangat menyadari bahwa semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membebaskan wilayah permukiman yang sekarang berada di bawah kendali Ukraina, semakin banyak korban dan kehancuran yang akan terjadi,” katanya.
Donetsk termasuk kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, menjadi saksi pertempuran dan pemboman terberat dalam perang Rusia Ukraina. Sekitar 170.000 orang terjebak dengan makanan dan air yang langka.
Pasukan Rusia kini telah mengambil setengah dari kota pelabuhan strategis, menurut pejabat Ukraina. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pihaknya siap mengawasi gencatan senjata di Mariupol untuk membiarkan warga sipil dievakuasi pada Kamis. [qnt]