WAHANANEWS.CO, Jakarta - Rusia menegaskan penolakannya terhadap “segala bentuk kemerdekaan” Taiwan dan menyatakan dukungan penuh kepada China dalam menjaga kedaulatan serta keutuhan wilayahnya, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Asia Timur.
Dalam pernyataannya kepada kantor berita TASS, yang disiarkan Ahad, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan posisi Moskow mengenai Taiwan sudah jelas, konsisten, dan berulang kali ditegaskan di tingkat tertinggi pemerintahan Rusia.
Baca Juga:
China Mulai Bor Kerak Bumi hingga 10 Km, Ungkap Rahasia Lapisan Terdalam
“Rusia mengakui Taiwan sebagai bagian integral dari China dan menentang segala bentuk kemerdekaan bagi pulau tersebut,” kata Lavrov, seraya menegaskan kembali sikap lama Moskow yang sejalan dengan kebijakan “satu China”.
Ia menambahkan bahwa Rusia berangkat dari prinsip bahwa isu Taiwan merupakan urusan internal Republik Rakyat China (RRT).
Menurutnya, Beijing memiliki dasar hukum yang sah untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya dari setiap bentuk ancaman.
Baca Juga:
TikTok Dikelola AS, China Harap Solusi Adil dan Sesuai Hukum
Terkait potensi eskalasi ketegangan di Selat Taiwan, yang memisahkan daratan China dengan pulau tersebut, Lavrov menyatakan Rusia akan mendukung China dalam upaya melindungi persatuan nasionalnya.
Ia merujuk pada perjanjian persahabatan Rusia–China yang ditandatangani pada 2001 dan diperpanjang kembali pada 2021 untuk lima tahun ke depan.
Dalam kesempatan yang sama, Lavrov juga mengkritik kebijakan keamanan Jepang. Ia menilai pemerintah Tokyo telah “menempuh jalur menuju militerisasi yang dipercepat”, sebuah langkah yang dinilainya berisiko bagi stabilitas kawasan.