WahanaNews.co, Jakarta - Selandia Baru menyatakan akan menyumbang sebesar 25 juta dolar AS (Rp403 miliar) untuk transisi energi hijau dan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca di kawasan Asia Tenggara.
Perdana Menteri Christopher Luxon dan Menteri Urusan Perubahan Iklim Simon Watts pada Jumat menyatakan bahwa dana tersebut akan disalurkan melalui skema Mekanisme Transisi Energi (ETM) yang diselenggarakan Bank Pembangunan Asia (ADB).
Baca Juga:
Di Hannover, PLN Ajak Siemens Energy Kembangkan Teknologi dan Kapasitas SDM Untuk Energi Bersih di Tanah Air
"ETM adalah sebuah inisiatif transformatif yang memanfaatkan pembiayaan publik dan swasta untuk memacu penutupan dan pemanfaatan ulang pembangkit bertenaga bahan bakar fosil dan menggantinya dengan sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan," ucap Luxon dalam pernyataan yang diterbitkan dari Manila.
Pendanaan sebesar 25 juta dolar AS tersebut akan difokuskan untuk Indonesia, Filipina, dan Vietnam dalam fase awalnya.
"Tindakan mendesak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan diperlukan supaya suhu (tidak meningkat melebihi) target 1,5°C dan mengurangi dampak terburuk perubahan iklim," kata dia.
Baca Juga:
Indonesia Berpotensi Kehilangan Dana Rp314 Triliun untuk Transisi Energi
Selandia Baru merupakan rekanan ketiga yang ikut serta dalam sebuah dana perwalian untuk ETM setelah Jepang dan Jerman.
PM Luxon dan delegasinya tiba untuk kunjungan kenegaraan selama dua hari di Filipina pada Kamis (18/4). Kunjungan tersebut merupakan yang pertama kalinya dilakukan PM Selandia Baru dalam 14 tahun terakhir.
Pertemuan Luxon dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada Kamis malam menyepakati komitmen bersama memperkuat kerja sama keamanan maritim, yang termasuk kegiatan bilateral dan multilateral di laut, persinggahan kapal, dan pengembangan kapasitas.