WahanaNews.co, Jakarta - Sebanyak 113 orang tewas akibat serangan kelompok bersenjata di sejumlah desa di Nigeria tengah.
Pejabat pemerintah setempat mengatakan angka tersebut menunjukkan peningkatan tajam dari angka awal yang dilaporkan pada Minggu (24/12/23) malam yang hanya 16 orang tewas.
Baca Juga:
WHO: Nigeria Pertama Luncurkan Vaksin Men5CV Baru untuk Meningitis
"Sedikitnya 113 orang telah dikonfirmasi tewas karena pertempuran yang berlangsung dari hari Sabtu hingga awal Senin," kata kepala pemerintahan setempat di Bokkos, Monday Kassah, Negara Bagian Plateau, kepada AFP, Senin (25/12/23).
Kelompok bersenjata yang disebut "bandit" itu menyerang setidaknya 20 komunitas dan membakar rumah-rumah.
"Kami menemukan lebih dari 300 orang terluka yang dilarikan ke rumah sakit di Bokkos, Jos, dan Barkin Ladi," kata Kassah.
Baca Juga:
Kelompok Gerilyawan Islam Culik 50 Orang di Timur Laut Nigeria
Palang Merah setempat melaporkan 104 kematian di 18 desa di wilayah Bokkos.
"Paling tidak 50 orang juga dilaporkan tewas di beberapa desa di daerah Barkin Ladi," kata Dickson Chollom, anggota parlemen negara bagian.
Dia mengutuk serangan tersebut dan meminta pasukan keamanan untuk bertindak cepat.
"Kami tidak akan tunduk pada taktik pedagang kematian ini. Kami bersatu dalam pengejaran keadilan dan perdamaian yang abadi," kata Chollom.
Plateau adalah salah satu dari beberapa negara bagian yang membentuk Sabuk Tengah Nigeria yang beragam secara etnis dan agama, dimana perubahan iklim dan pembangunan pertanian menyebabkan ketegangan di antara masyarakat dan meningkatkan ketegangan antara penggembala Muslim dan petani Kristen.
Ratusan orang telah tewas dalam kekerasan antarkomunitas dalam beberapa tahun terakhir.
Menyusul serangan yang terjadi akhir pekan lalu, kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengatakan pihak berwenang di negara Afrika Barat tersebut "gagal menghentikan serangan mematikan yang sering terjadi terhadap masyarakat pedesaan di Negara Bagian Plateau."
Konflik terus melanda wilayah utara dan tengah negara tersebut, tempat kelompok bersenjata beroperasi dan pasukan pemerintah dituduh melakukan pelanggaran.
Bulan ini, Presiden Nigeria Bola Tinubu memerintahkan penyelidikan setelah serangan pesawat tak berawak militer menewaskan 85 warga sipil yang berkumpul untuk upacara keagamaan.
Tinubu menyesalkan apa yang disebutnya sebagai "kemalangan akibat pengeboman."
Gubernur Kaduna Uba Sani mengatakan pada saat itu bahwa warga sipil secara keliru dibunuh oleh pesawat tak berawak yang ditujukan untuk "teroris dan bandit."
[Redaktur: Sandy]