WahanaNews.co | Seiring berlanjutnya perang Rusia-Ukraina, manusia hingga hewan-hewan alami stress berat sampai mau bunuh diri.
kraina masih terus bertahan di tengah gempuran artileri Rusia.
Baca Juga:
Eks Menlu RI Retno Marsudi Diangkat jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Singapura
Semakin lama, kondisi mereka semakin memprihatinkan.
Pusat penyelamatan mengatakan beberapa hewan peliharaan ditinggalkan oleh pemiliknya di flat atau bahkan dibiarkan berkeliaran di jalan-jalan.
Sementara hewan-hewan di kebun binatang, pusat-pusat hewan milik swasta, dan ecopark, menderita karena pengeboman, suhu dingin, kelaparan, dan stres.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
Boryspil, bandara internasional Kyiv, adalah salah satu target pertama penembakan Rusia ketika invasi dimulai pada 24 Februari.
Natalya Popova, yang mengelola Tempat Penampungan Satwa Liar tidak jauh dari situ, mengatakan hewan-hewan di sana sangat tertekan oleh kebisingan, sehingga banyak yang meronta-ronta di kandang mereka dan melukai diri sendiri.
"Seekor singa betina melukai cakarnya, sehingga tidak bisa berdiri. Seekor kijang muda menabrakkan dirinya ke dinding dan mati, setelah sebelumnya memutar lehernya," ujarnya.
Mayoritas satwa sudah dalam perjalanan ke luar negeri. Namun ini juga bukanlah sepenuhnya kabar yang melegakan.
Karena perjalanan yang panjang membuat para satwa harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Mereka stress dan takut, bahkan pada suara terkecil sekalipun.
Kota kedua di Ukraina, Kharkiv, telah dibombardir secara intensif sejak perang dimulai.
Kepala ecopark swasta di wilayah itu mengatakan sejumlah area sekitar taman yang sudah menjadi medan perang atau bahkan sudah dikuasai Rusia
Tiga anggota staf terbunuh saat mencoba bekerja untuk memberi makan hewan. Rusa, elk, serigala merah, dan beberapa burung dilepaskan.
"Mereka yang kemungkinan tidak akan bertahan hidup di habitat lokal, sudah kami coba ungsikan," ungkap direktur Vitaly Ilchenko.
Di antaranya adalah anak singa bernama Simba yang telah diselamatkan sebelum perang dan menjadi daya tarik ecopark.
Sejak pasukan Rusia menguasai daerah itu, tidak ada staf yang dapat menjangkau hewan-hewan yang masih tersisa, termasuk singa dan harimau.
"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada mereka," tambahnya.
Harapannya untuk menemukan mereka tetap hidup memudar karena mereka kemungkinan akan kelaparan.[non]