WahanaNews.co | Pesawat Boeing 737-800 milik maskapai penerbangan China Eastern Airlines jatuh di lereng bukit berhutan di wilayah Tengxian, Provinsi Guangxi selatan.
Kecelakaan pesawat dengan kode penerbangan MU5735 itu terjadi pada Senin (21/3/2022) siang waktu setempat, sekitar satu jam setelah lepas landas.
Baca Juga:
Kotak Hitam Kedua Pesawat China Eastern Airlines Ditemukan
Pesawat jatuh begitu cepat dari ketinggian jelajah 29.000 kaki.
Pesawat tersebut membawa 123 penumpang dan 9 kru, dan tengah dalam perjalanan dari Kota Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, ke Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong yang berbatasan dengan Hong Kong.
Seluruh penumpang dan kru dilaporkan tewas.
Baca Juga:
Dianalisis, Perekam Suara Kokpit China Eastern Airlines Dibawa ke Beijing
Kecelakaan ini merupakan adalah bencana penerbangan terburuk di wilayah China daratan dalam hampir 30 tahun terakhir.
Kini, penyelidikan terhadap kasus kecelakaan tersebut masih terus berlanjut.
Para investigator atau penyelidik Amerika Serikat (AS) percaya ada seseorang di kokpit yang sengaja menjatuhkan pesawat Boeing 737-800 naas itu.
Hal ini dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ), dikutip dari Al Jazeera.
Flight Data Recorder (FDR) pesawat ini ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat dan dikirim ke Amerika Serikat untuk dianalisis.
Hasil analisis FDR menunjukkan, ada orang --mungkin pilot atau orang lain-- yang memaksa masuk ke kokpit dan mengeluarkan perintah paksaan untuk menukikkan badan pesawat.
"Pesawat itu melakukan apa yang diperintahkan oleh seseorang di kokpit," kata seseorang yang mengetahui penilaian awal oleh para ahli di Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS kepada WSJ.
Selain itu, pilot tidak menanggapi panggilan berulang dari pengontrol lalu lintas udara (ATC) dan pesawat terdekat selama pesawat naas tersebut menurun dengan cepat, kata pihak berwenang.
Satu sumber mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa penyelidik sedang mencari tahu apakah kecelakaan itu adalah tindakan yang disengaja atau "sukarela".
Sementara, tangkap layar dari laporan Wall Street Journal tampaknya telah disensor di Weibo, platform mirip Twitter China, dan aplikasi pesan WeChat pada Rabu (18/5/2022) pagi.
Pada 11 April 2022 lalu, Administrasi Penerbangan Sipil China memberikan tanggapan terhadap rumor yang beredar di internet yang menyebutkan kecelakaan pesawat ini memang disengaja.
Pihak Administrasi Penerbangan Sipil China menyebut bahwa spekulasi tersebut telah "sangat menyesatkan publik" dan "mengganggu tugas investigasi kecelakaan."
Sementara itu, pihak Boeing dan NTSB menolak berkomentar kepada kantor berita dan malah mengarahkan pertanyaan ke regulator China.
Di samping itu, China Eastern tidak juga segera menanggapi permintaan komentar.
Menurut sebuah laporan dari Boeing, penyelidik tidak menemukan bukti "sesuatu yang abnormal," kata Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) pada April.
Dalam sebuah pernyataan, CAAC mengatakan staf telah memenuhi persyaratan keselamatan sebelum lepas landas, pesawat itu tidak membawa barang-barang berbahaya, dan tampaknya tidak mengalami cuaca buruk.
Namun, badan tersebut juga mengatakan penyelidikan penuh terhadap insiden kecelakaan ini bisa memakan waktu dua tahun atau lebih.
Diketahui, kecelakaan pesawat terbang yang disengaja sangat jarang terjadi.
Ada hipotesis terbaru yang dibiarkan terbuka oleh para ahli, yakni: apakah tindakan itu berasal dari pilot yang bertindak sendiri atau merupakan akibat dari adanya upaya perebutan kendali atau gangguan, tetapi sumber menekankan tidak ada yang dikonfirmasi.
Pada Maret 2015, seorang co-pilot Germanwings dengan sengaja menabrakkan pesawat terbang jenis Airbus A320 ke lereng gunung Prancis, menewaskan semua 150 orang di dalamnya. [gun]