Rusia belum mengakui serangan itu, dan sebaliknya mengatakan gencatan senjata akan diberlakukan mulai 5 Mei hingga 7 Mei untuk memungkinkan warga sipil dievakuasi.
Diperkirakan ada ratusan orang tak bersalah yang berlindung di terowongan di bawah Azvostal.
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
Terowongan dirancang untuk menahan ledakan nuklir.
Evakuasi mereka diperumit oleh fakta bahwa mereka sekarang bercampur dengan pasukan Ukraina dan menggunakan kompleks yang sama dengan benteng terakhir mereka.
Tidak jelas secara pasti berapa banyak tentara yang bersembunyi di dalam, meskipun Rusia mengklaim ada sekitar 2.000 termasuk 500 yang terluka.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Letnan Kolonel Denis Prokopenko, yang memimpin pertahanan, mengatakan dalam sebuah pesan video tadi malam bahwa ada pertempuran yang berat dan berdarah di sana.
"Saya bangga dengan tentara saya, karena melakukan upaya untuk menahan serangan musuh yang tidak manusiawi. Saya berterima kasih kepada seluruh dunia atas dukungan luar biasa dari garnisun Mariupol. Prajurit kita pantas mendapatkannya," katanya.
"Situasinya sangat sulit, tetapi kami terus menjalankan perintah untuk menjaga pertahanan agar terlepas dari segalanya," ujar Prokopenko. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.