Namun, Amerika Serikat belakangan menuduh China telah mencuri teknologi yang digunakan dalam pesawat tempur F-35 untuk memproduksi pesawat tempur siluman generasi kelimanya sendiri.
Menurut ulasan The EurAsian Times, Sabtu (5/2/2022), kecurigaan peran China dalam mencuri informasi F-35 pertama kali muncul di domain publik setelah mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) AS Edward Snowden diduga membocorkan beberapa dokumen rahasia kepada media Jerman; Der Spiegel, pada tahun 2015. Data yang bocor menunjukkan sepenuhnya upaya spionase siber China.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Catatan yang dibagikan kepada Der Spiegel menunjukkan bahwa peretas China dapat mengakses informasi rahasia tentang jet tempur siluman F-35 Lightning II. Menurut orang dalam, kebocoran data terjadi di subkontraktor utama Lockheed Martin pada 2007.
Selanjutnya, pada tahun 2019, Penasihat Keamanan Nasional pemerintahan Donald Trump saat itu, John Bolton, menuduh China mencuri teknologi AS untuk membuat pesawat tempur siluman miliknya sendiri.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Kasus Peretasan China
Pada 1 Agustus 2018, China memperingati hari pendirian Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dengan sengaja membocorkan beberapa foto resolusi tinggi dari pesawat siluman J-20 generasi kelima ke media.
Foto-foto J-20 yang dirilis kemudian pada tahun 2019 memberikan tampilan close-up badan pesawat. Mereka juga mengungkapkan sistem sensor yang tampaknya identik dengan Lockheed Martin Electro-Optical Targeting System (EOTS) di bagian depan F-35 Lighting II.