"Selama konflik global besar, ditemukan bahwa meskipun
ledakan "nyaris terjadi" seperti itu tidak menyebabkan kerusakan lambung atau
bangunan atas yang serius, guncangan dan getaran yang terkait dengan ledakan
tetap melumpuhkan kapal, dengan merobohkan komponen dan sistem penting,"
bunyi laporan studi tersebut.
"Ledakan terdekat, meskipun kapal tidak menerima
serangan langsung, akan mengirimkan gelombang tekanan tinggi yang merusak ke
arah kapal," lanjut laporan itu, yang mencatat bahwa penemuan ini membuat
Angkatan Laut menerapkan prosedur uji pengerasan kejut yang ketat.
Baca Juga:
Pemadaman Listrik di Sukarame Baru Labura: Warga Resah Akibat Ledakan Travo
Setelah menyelesaikan uji coba kejut kapal penuh, kapal
induk akan kembali ke dermaga di Newport News Shipbuilding."Untuk
ketersediaan tambahan yang direncanakan pertama, periode enam bulan di mana
kapal akan menjalani modernisasi, pemeliharaan, dan perbaikan sebelum pekerjaan
operasionalnya," kata Angkatan Laut AS seperti dikutip Business Insider,
kemarin.
Sebagai kapal kelas satu, USS Gerald R. Ford telah mengalami
pembengkakan biaya, keterlambatan pengembangan, dan kemunduran teknologi,
tetapi Angkatan Laut terus maju dengan proyek tersebut.
Angkatan Laut berencana untuk memiliki kapal induk yang siap
untuk ditempatkan pada tahun 2024, tetapi pada bulan Mei lalu, Laksamana Muda
James Downey, pejabat eksekutif program untuk kapal induk, menyarankan bahwa
layanan tersebut mungkin bisa sampai di sana lebih cepat.
Baca Juga:
Ledakan Gudang Amunisi di Ciangsana, 31 Rumah Warga Rusak
Ada tiga kapal induk kelas Ford lainnya dalam berbagai tahap
pengadaan dan pengembangan, yaitu USS John F Kennedy (CVN-79), USS Enterprise
(CVN-80), dan USS Doris Miller (CVN-81). [dhn]