WahanaNews.co | Unjuk rasa pemecatan penyidik utama insiden ledakan di Beirut, Lebanon, berakhir ricuh. Dilaporkan ada suara tembakan, tiga orang tewas dan 20 luka-luka.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (14/10/2021), unjuk rasa itu digelar oleh kelompok Hizbullah dan gerakan Amal, dengan tuntutan hakim Tarek Bitar yang menyelidiki ledakan Beirut dipecat.
Baca Juga:
Komnas HAM Kutuk Israel Atas Serangan di Lebanon yang Melukai 2 Prajurit TNI
Diketahui bahwa ledakan dahsyat di Beirut pada Agustus tahun lalu itu menewaskan lebih dari 200 orang.
Penyelidikan ledakan Beirut masih belum selesai hingga kini, dengan hakim Bitar terpaksa menangguhkan penyelidikan untuk kedua kalinya dalam kurang dari sebulan setelah gugatan hukum diajukan para mantan Menteri yang dipanggilnya untuk diinterogasi terkait dugaan pidana kelalaian.
Mariam Hassan dari Rumah Sakit Sahet di Beirut menuturkan satu orang tewas karena terkena tembakan di kepala dan satu orang lainnya terkena tembakan di dada. Penyebab tembakan itu tidak diketahui secara jelas.
Baca Juga:
Seruan Hizbullah Ingin Gencatan Senjata dengan Israel di Lebanon, Ini Respon AS
Kantor berita Lebanon, National News Agency, melaporkan korban tewas ketiga tercatat di Rumah Sakit Rasoul al-Azam.
Secara terpisah, Palang Merah Lebanon melaporkan 20 orang mengalami luka-luka dalam unjuk rasa itu. Televisi lokal Lebanon menayangkan gambar sejumlah pria menenteng senapan dan senjata berat.
Militer Lebanon dalam pernyataannya menyebut 'penembakan terjadi di area Tayouneh - Badaro'.