WAHANANEWS.CO, Jakarta - Lebih dari seribu rabi Yahudi dari berbagai negara menuding Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam konflik melawan Hamas dan menyerukan agar bantuan kemanusiaan segera diizinkan masuk ke Gaza.
Pernyataan tersebut dituangkan dalam surat terbuka yang ditandatangani lebih dari 1.000 rabi dan cendekiawan Yahudi dari Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan Israel, yang mengecam kebijakan pembatasan bantuan dan menyebutnya bertentangan dengan nilai-nilai Yudaisme.
Baca Juga:
Lebih dari 1.000 Truk Bantuan Dihancurkan Israel Saat Gaza Dilanda Kelaparan Akut
Mereka menilai tindakan Israel menahan makanan, air, dan obat-obatan bagi warga sipil Gaza sebagai pelanggaran terhadap prinsip-prinsip moral dan kemanusiaan yang diajarkan agama Yahudi.
Pernyataan keras ini muncul di tengah laporan badan pengungsi PBB untuk Palestina, UNRWA, bahwa sekitar 90.000 perempuan dan anak-anak di Gaza menderita malnutrisi akibat blokade berkepanjangan yang dilakukan Israel.
Rabi Jonathan Wittenberg dari Inggris mengatakan, kampanye ini diluncurkan untuk mematahkan sikap tidak peduli terhadap penderitaan akibat kelaparan dan menjaga martabat moral Israel serta Yudaisme di mata dunia.
Baca Juga:
111 Lembaga Kemanusiaan Peringatkan Gaza Hadapi Kelaparan Massal, Serukan Gencatan Senjata Segera
Surat terbuka tersebut mendesak Israel membuka akses penuh terhadap bantuan, mencegah penyalahgunaan oleh Hamas, sekaligus segera menyelesaikan pertukaran sandera dan mengakhiri konflik.
Di sisi lain, Israel membela diri dengan menuduh Hamas mencuri bantuan dan menyalahkan koordinasi internasional yang dinilai buruk sebagai penyebab utama keterlambatan distribusi.
Pemerintah Israel menyatakan akan meningkatkan pengiriman bantuan lewat udara dan memberlakukan jeda taktis di akhir pekan untuk memungkinkan lebih dari 100 truk memasuki Gaza.