WAHANANEWS.CO, Jakarta - Krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Jalur Gaza kini kembali menjadi sorotan dunia, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terang-terangan membantah pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan tidak ada kelaparan di wilayah tersebut.
Trump menegaskan bahwa situasi kelaparan yang melanda warga Gaza, khususnya anak-anak, merupakan kenyataan yang menyedihkan dan tidak bisa diabaikan.
Baca Juga:
Kondisi Gaza Palestina Memprihatinkan, Qudwah Indonesia Gaungkan Misi Kemanusiaan
Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Senin (28/7/2025), Trump mengatakan, "Kami akan mendapatkan lebih banyak makanan yang baik, kami bisa menyelamatkan banyak orang. Maksud saya, beberapa anak-anak di Gaza benar-benar dilanda kelaparan". Ia menambahkan, "Kita harus memberi makan anak-anak tersebut".
Pernyataan itu sekaligus mematahkan klaim Netanyahu sehari sebelumnya, pada Minggu (27/7/2025), yang menyebut tidak ada bencana kelaparan di Gaza sebagaimana disuarakan masyarakat internasional.
Namun, data dari Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan hal sebaliknya, yakni sebanyak 147 orang dilaporkan meninggal dunia akibat kelaparan dalam beberapa pekan terakhir, dengan 88 di antaranya adalah anak-anak.
Baca Juga:
115 Tewas Saat Tunggu Bantuan, WFP Kutuk Serangan Brutal Israel di Gaza Utara
Desakan dari berbagai pihak di dunia terus menggema agar Israel segera mengakhiri blokade dan membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza tanpa syarat.
Pada kesempatan yang sama, Trump juga menyatakan bahwa Amerika Serikat bersama negara-negara sekutu akan membantu mendirikan dapur umum bagi lebih dari dua juta warga Gaza yang terdampak kelaparan.
Ia menekankan bahwa makanan dari dapur umum tersebut akan tersedia bagi siapa pun tanpa batasan, menandakan komitmen AS terhadap akses bantuan yang inklusif.