WahanaNews.co, Jakarta - Seruan Hizbullah untuk gencatan senjata dikomentari Amerika Serikat (AS).
Washington mengatakan ini menunjukkan kelompok militan tersebut berada dalam posisi yang lemah dan "semakin terpukul".
Baca Juga:
Lebanon Kian Terancam, Netanyahu Sesumbar Hantam Hizbullah Tanpa Ampun
Hal tersebut dikatakan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam pengarahan rutin Selasa, (9/10/2024) waktu AS.
Sebelumnya, Wakil Pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengatakan kelompok itu mendukung upaya Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, sekutu Hizbullah, untuk mengamankan gencatan senjata, meski tak merinci persyaratan apa pun yang diminta oleh Hizbullah.
"Selama setahun, dunia menyerukan gencatan senjata ini, Hizbullah menolak untuk menyetujuinya, dan sekarang Hizbullah berada di posisi yang tidak menguntungkan dan semakin terpukul, tiba-tiba mereka mengubah nada bicara mereka dan menginginkan gencatan senjata," kata Miller, melansir CNBC Indonesia.
Baca Juga:
Komnas HAM Kutuk Israel Atas Serangan di Lebanon yang Melukai 2 Prajurit TNI
"Kami pada akhirnya terus menginginkan solusi diplomatik untuk konflik ini," tambahnya.
Secara rinci, Miller juga mengatakan bahwa para pejabat AS terus melakukan pembicaraan dengan berbagai pihak di Lebanon soal gencatan senjata. Meski begitu, sering kali ini dilakukan melalui perantara.
"Itu masih berlangsung," kata Miller.